Advertisement
Pemkab Gunungkidul Serius Cegah Stunting
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul serius untuk mencegah lahirnya bayi stunting. Upaya pencegahan tidak hanya dengan memberikan program kepada kepada ibu hamil, tetapi juga menyasar lingkungan di sekitar rumah.
Data dari Dinas Kesehatan Gunungkidul, upaya pencegahan stunting di Gunungkidul sudah mulai terlihat. Sebagai gambaran di 2017, jumlah bayi lahir stunting mencapai 20,6%. Namun setahun berikutnya turun menjadi 18,47%.
Advertisement
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan jajarannya berkomitmen untuk mencegah stunting. Sejak beberapa tahun lalu program pencegahan terus digalakkan sehingga persentasenya terus menurun setiap tahunnya. “Terus kami tekan dengan harapan bayi lahir dan tumbuh dengan sehat,” katanya kepada wartawan, Sabtu (28/9/2019).
Dia menejelaskan masalah stunting pada anak balita disebabkan banyak faktor, mulai dari internal maupun eksternal. Untuk internal salah satunya dikarenakan gizi buruk yang dialami ibu semasa hamil atupun anak balita serta kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi pada saat kehamilan maupun melahirkan. Untuk faktor eksternal sangat dipengaruhi kondisi di lingkungan seperti masalah sanitasi hingga kurangnya akses layanan air bersih. “Ini yang harus diperhatikan bersama sehingga masalah stunting bisa dicegah,” katanya.
Menurut Dewi upaya pencegahan stunting dilakukan melalui dua pendekatan. Pertama, menyangkut masalah kesehatan dengan cara memberikan makanan tambahan pada ibu hamil, pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil, pemberian obat cacing hingga sosialisasi tentang air susu ibu (ASI) secara ekslusif kepada bayi.
Kedua, pencegahan di luar masalah kesehatan dilakukan dengna cara sosialisasi seperti masalah sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), kesehatan reproduksi kepada remaja, pencegahan pernikahan usia dini hingga program KB. “Untuk optimalisasi dalam sosialisasi juga memasang spanduk hingga banner,” tuturnya.
Bupati Gunungkidul, Badingah, mendukung upaya pencegahan stunting. Menurut dia, program pencegahan dapat dilihat dalam program Ayundya Simenik Makan Sego Ceting (Ayo Tunda Usia Menikah Mengawali Gerakan Semangat Gotong Royong Cegah Stunting). Melalui program ini tidak hanya untuk mencegah stunting karena juga sebagai upaya mengkampanyekan anti pernikahan dini. “Program ini masuk unggulan dalam pengembangan smart city di Gunungkidul,” kata Badingah.
Badingah menegaskan masalah stunting harus diselesaikan karena ke depannya berdampak terhadap pengembangan masyarakat di Gunungkidul secara umum. “Harus dicegah sehingga anak-anak dapat tumbuh sehat sehingga menjadi sumber daya manusia yang unggul,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Warga Terluka Saat Berdesak-desakan Buang Sampah di Depo Purawisata Jogja
- Ramai Aksi Lempar Sampah ke Truk, Pemkot Jogja Sebut Kesadaran Warga untuk Buang Sampah Tinggi
- Kebutuhan Internet di Tiga Sektor Ini Terbesar di DIY
- Progres TPS 3R Karangmiri Mengalami Perlambatan, Pengolahan Sampah Pemkot Jogja Bertumpu pada Nitikan
- Mengalami Era Baru Koneksi Internet dengan Izzi Life dari Life Media
Advertisement
Advertisement