Advertisement

18 Pendeteksi Longsor di Kulonprogo Tak Berfungsi

Lajeng Padmaratri
Selasa, 29 Oktober 2019 - 05:27 WIB
Nina Atmasari
18 Pendeteksi Longsor di Kulonprogo Tak Berfungsi Kondisi tebing ambrol yang ada di rumah kediaman Sudarto, 55 tahun, warga Dusun Menggermalang, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Rabu (28/11/2018). - Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO - Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kulonprogo, Hepy Eko Nugraha menyebut ada 18 early warning system atau alat deteksi dini longsor yang tidak berfungsi dengan baik.

Di seluruh Kulonprogo, BPBD Kulonprogo telah menyebar 90 EWS. Namun, hanya 72 EWS yang berfungsi dengan baik. "Ada yang sudah berada di kami, ada yang masih di masyarakat. Belum kami perbaiki karena menurut kami belum mendesak," kata Hepy.

Advertisement

Ia menjelaskan keberadaan EWS longsor perlu dipahami warga sebagai penanda tanah retak yang berpotensi longsor dan bukan pendeteksi getaran tanah. "Fungsi EWS dipasang jika di sana ada potensi retakan yang bisa longsor," jelasnya.

Peletakkan EWS tidak bisa dilakukan di setiap titik, melainkan di tempat-tempat tertentu dengan tanah retak yang berpotensi longsor. Dengan demikian, pemasangan EWS hanya menjadi alat peringatan bagi warga bahwa tanah barangkali meluncur. "EWS hanya untuk satu titik [tanah yang berpotensi longsor], enggak bisa untuk satu kawasan," ujarnya.

Bahkan ada salah satu kawasan di Soropati, Hargotirto, Kokap yang ia pasangi dua EWS sekaligus karena retakannya terlalu panjang. "Untuk mendeteksi retakannya mana yang meluncur ini kan belum tahu," katanya.

Meski begitu, tak setiap waktu EWS menyala dan menjalankan fungsinya. Kepala Desa Sidomulyo, Kabul, mengaku dirinya mematikan EWS di desanya pada musim kemarau karena dirasanya tidak berfungsi. "Nanti dihidupkan saat mau musim hujan," kata Kabul.

Menanggapi hal ini, Hepy menyerahkan sepenuhnya pemeliharaan EWS pada masyarakat. "Tidak mungkin BPBD merawat seluruh EWS, jadi kami serahkan pada warga. Beberapa desa yang sudah terbiasa dengan bencana memang bisa saja mematikan EWS sementara waktu," kata dia.

Ia menekankan, meskipun sudah dipasangi EWS, pemahaman warga terkait apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana perlu ditingkatkan. "Yang lebih penting adalah kesiapan warga," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dampak Serangan Israel ke Iran, Harga Minyak Melonjak

News
| Jum'at, 19 April 2024, 10:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement