Advertisement
Pakar Bencana UMY Sebut Bencana Alam Bakal Semakin Banyak, Ini Alasannya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Perubahan iklim secara ekstrem telah berkontribusi pada meningkatnya jumlah bencana yang melanda Tanah Air. Sepanjang
2019 lalu, perubahan iklim mendominasi terjadinya bencana alam di Indonesia.
Pakar Kebencanaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rahmawati Husein, mengatakan perubahan iklim secara ekstrem tengah menjadi
fokus pembahasan di seluruh dunia.
Advertisement
Pasalnya cuaca berubah menjadi tidak menentu seperti curah hujan yang tinggi dan lama. Dampaknya kekeringan panjang yang menyebabkan
kebakaran di beberapa negara serta kekuatan badai yang juga semakin meningkat.
“Perubahan iklim sudah menjadi perhatian di seluruh dunia. Indonesia pun merasakan itu. Meningkatnya kejadian bencana itu 15 sampai 30
persen," katanya pada Rabu (8/1/2020).
Di Indonesia pada 2019 lalu, bencana yang berkaitan dengan iklim mendominasi sebanyak 99%, merujuk data yang dikeluarkan oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ia mengatakan pada 2020 ini diprediksi tidak akan jauh beda. Bakal banyak bencana terjadi karena perubahan iklim.
Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah ini juga menyebutkan permasalahan ini tidak hanya dapat diselesaikan oleh satu pihak. Namun perlu dukungan dari berbagai lapisan masyarakat.
Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan hukum yang tepat dalam pengendalian tata ruang dan tata guna lahan. “Lahan itu kalau tidak ditata, orang akan
seenaknya. Misalnya untuk kelapa sawit semua, akhirnya kebakaran. Jadi pemerintah harus intervensi kebijakan dan aturan. Aturan untuk mengatur dan aturan untuk penegakan hukum menjadi sangat penting,” tegas dia.
Dijelaskannya, izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sangat penting keberadaannya karena berimbas
terhadap lingkungan. Untuk itu peran pemegang kebijakan menjalankan dan menegakkan aturan sangat diperlukan. Aturan itu bukan harus dicabut, tetapi
dilihat kenapa tidak berjalan. Jika tidak ada pengendalian melalui Amdal dan IMB, maka akan terjadi kekacauan di lingkungan. Seperti diketahui pemerintah merencanakan menghapus Amdal dan IMB demi menggenjot investasi.
DIY kata dia menjadi salah satu wilayah yang terdampak perubahan iklim ekstrem. Ia mencontohkan kekeringan parah yang tiap tahun melanda
Gunungkidul serta kerentanan warga bantaran sungai di Kota Jogja terhadap banjir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- 2 Kalurahan Gunungkidul Belum Bisa Cairkan Dana Desa Termin Kedua
- Jadwal DAMRI Jogja ke YIA Kulonprogo Selasa 16 September 2025
- Libur Panjang Berdampak Kenaikan 28 Persen Wisatawan di Sleman
- Kota Jogja Bahas Raperda Penyelenggaraan Keolahragaan
- Pemadaman Listrik Selasa 16 September 2025: Kalasan, Wonosari hingga Bantul
Advertisement
Advertisement