Advertisement

Antraks Mewabah, Bisnis Penjualan Daging di Gunungkidul Remuk

Newswire
Rabu, 22 Januari 2020 - 17:37 WIB
Bhekti Suryani
Antraks Mewabah, Bisnis Penjualan Daging di Gunungkidul Remuk Ilustrasi daging merah - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Wabah penyakit antraks yang terjadi di Gunungkidul menyebabkan penjualan daging di wilayah ini anjlok.

Pedagang daging di Pasar Argosari Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, mengeluhkan anjloknya permintaan daging sapi dan kambing pascamerebaknya kasus antraks di wilayah itu.

Advertisement

Pedagang daging kambing di Pasar Argosari Wonosari Rubiyanti di Gunungkidul, Rabu, mengatakan sejak seminggu terakhir, permintaan daging kambing anjlok.

"Biasanya dalam satu minggu, saya bisa menyembelih lima hingga enam ekor kambing. Tapi sejak kasus antraks ramai menjadi perbincangan masyarakat, permintaan turun drastis. Seminggu ini saya hanya menyembelih satu ekor," kata Rubiyanti.

Ia mengatakan harga daging kambing tidak berubah, yakni Rp120.000 per kilogram untuk kualitas premium. Pembeli biasanya pedagang sate dan rumah makan.

Ia menjamin kualitas daging kambing yang dijualnya bagus dan terjaga karena yang menyembelih keluarganya.

"Kambing yang disembelih sehat, dan kualitas daging kambing juga bagus," katanya.

Hal yang sama diungkapkan pedagang daging sapi Pasar Argosari Waginem. Sebelum ada kasus antraks, dalam sehari bisa menjual lebih dari 25 kilogram, kalau sekarang tidak lebih dari lima kilogram.

Dirinya bersama empat orang pedagang lainnya menyembelih sapi sehat. Nantinya daging dibagi dan dijual ke pedagang yang lain.

Saat ini harga daging sapi Rp125 ribu sampai Rp130 ribu per kilogram. Ia menjamin kesehatan daging yang dijualnya.

"Kasus antraks ini memang sangat berdampak pada pedagang daging sapi atau kambing. Kami hanya bisa pasrah," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi mengatakan pemkab mengintensifkan kampanye makan daging sehat di mana saja dan kapan saja, baik saat bertemu dengan ASN dan masyarakat.

Ia juga mengaku dirinya diri makan di warung penjual olahan daging yang ada di wilayah ini. Namun demikian, ia mengimbau masyarakat tidak mengkonsumsi daging yang berasal dari ternak yang sakit atau mati.

"Daging di Gunung Kidul sehat, jangan takut mengkonsumsi daging," imbaunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement