Advertisement
Harga Cabai di Kulonprogo Sudah Mahal Sejak dari Petani

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Mahalnya harga cabai rawit merah alias cabai setan di kalangan pedagang Pasar Wates beberapa hari terakhir yang mencapai Rp85.000 per kilogram salah satunya dipicu harga cabai di kalangan petani yang sudah terlebih dulu mahal.
Petani di Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan, Kris, menuturkan cabai setan yang dipanennya pada Rabu (29/1/2020) malam terjual dengan harga Rp70.000 per kilogram. Sulitnya perawatan menjadi penyebab mahalnya harga jual petani.
Advertisement
“Musim ini cukup sulit perawatannya, antara banyak hama dan cuaca yang tidak menentu membuat cabai mudah rontok dari tangkainya,” ungkapnya kepada Harian Jogja, Kamis (30/1/2020).
Cuaca yang tak menentu seperti malam hujan deras lalu siang panas terik membuat tanaman cabai kaget dan justru tumbuh tak sempurna.
Hal itu membuat sejumlah tanaman cabai di lahannya yang seluas 3.000 meter persegi layu. Meski tak banyak, namun dikhawatirkan dapat menular ke pohon lainnya. Kasus lainnya, tanaman cabai sudah berbuah namun mengering lantaran hama trip. Untuk mengatasi hal tersebut, Kris kemudian mengerahkan berbagai perawatan yang membutuhkan biaya operasional tinggi.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Aris Nugraha mengakui harga cabai rawit merah di pasaran sedang tinggi lantaran berkurangnya pasokan produksi. Meski begitu, Disperpangan telah mengajak sejumlah kelompok tani lahan pasir untuk menjaga ketersediaan produksi dengan menata tata tanam cabai-cabai-semangka atau melon sehingga harga bisa lebih stabil.
Hal ini perlu dilakukan lantaran mayoritas lahan cabai saat ini beralih ke masa tanam padi. Aris menerangkan sejumlah kelompok tani di pesisir telah bersepakat untuk menjaga stok cabai dengan tetap menanam cabai musim ini.
Ada sekitar 200 hektare lahan pantai yang saat ini sedang menanam cabai yang tersebar dari Kalurahan Trisik, Kapanewon Galur hingga Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates. “Harapannya tentu harga tidak terlalu tinggi tetapi tetap menguntungkan bagi petani dan tidak memberatkan bagi konsumen,” kata Aris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hakim di Indonesia Bertambah Jadi 8.711 Orang, Ketua MA: Belum Seimbang dengan Jumlah Beban Perkara
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Puluhan Bank Sampah Wirobrajan Sukses Olah Sampah Anorganik hingga 5 Ton
- Sapi Tercebur di Kolam 5 Meter, Petugas Damkar Gunungkidul Lakukan Penyelamatan
- Profil Ayla Naznin Siswa SDIT Luqman Al Hakim, Peraih Nilai ASPD 2025 Tertinggi di Jogja
- 730 Hewan Kurban di Sleman Mengandung Cacing Hati
- Seorang Pelajar di Sleman Meninggal Dunia Dianiaya, Sebelumnya Diperingatkan Warga untuk Bubar
Advertisement
Advertisement