Advertisement

Kasus Klithih di Jogja Jadi Sorotan Unicef

Newswire
Kamis, 06 Februari 2020 - 20:37 WIB
Bhekti Suryani
Kasus Klithih di Jogja Jadi Sorotan Unicef Ilustrasi. - JIBI/Solopos

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Kasus klithih yang ada di Jogja berpotensi menghambat upaya Kota Jogja memperoleh predikat Kota Layak Anak (KLA).

Lembaga anak-anak PBB United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia turut menyoroti kasus klithih atau kekerasan jalanan yang melibatkan anak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sebab, Kota Yogyakarta dalam proses mengejar predikat Kota Layak Anak (KLA) Utama Indonesia dan masuk Child-Friendly City Initiatives (CFCI) yang dibentuk 80 wali kota sedunia tahun 2020.

Advertisement

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa, Arie Rukmantara, saat ditemui seusai acara Rembuk Warga 'Kolaborasi Menuju Jogja KLA Istimewa' di Yogyakarta. Menurutnya, maraknya aksi klithih cukup berisiko bagi penilaian Kota Yogyakarta untuk mengejar KLA.

"Kota Yogyakarta mengejar KLA dari pemerintah RI pada Hari Anak Nasional dan di internasional CFCI akhir tahun nanti di forum wali kota dunia. Akan menjadi risiko untuk mengurangi nilai kalau tidak ketemu solusinya," kata Arie, Kamis (6/2/2020).

Namun Arie menyebut penilaian KLA tidak sebatas melihat jumlah kasus klithih yang marak terjadi ini. Tapi lebih kepada bagaimana cara penanganan oleh pemerintah setempat.

"Diukur adalah cara penyelesaiannya. Misal satu kasus diselesaikan dalam beberapa hari, kalau sistem bagus bisa 7 jam, 24 jam. Itu yang menunjukkan apakah Kota Yogyakarta bisa masuk KLA, dilihat dari cara menanganinya, cepat, efisien, dan efektif," katanya.

"Lihat prosesnya, rembuk, jaring ide dari anak-anak. Katanya akan ada deklarasi anti klitih, itu yang diapresiasi, nilainya di situ," lanjutnya.

Menurutnya, kekerasan jalanan mungkin saja masih akan terjadi. Tapi proses masyarakat terutama anak-anak yang bereaksi secara positif yang akan menjadi penilaian.

"Penilaian tidak pakai indikator angka kasus, misal ada 200 kejahatan tapi ada respons seribu anak yang anti (kejahatan), itu yang dinilai reaksi seribu anak itu. Di Yogya komunitas sangat kuat, gerakan sosial, banyak yang bisa untuk menyuarakan," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Detik.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Iran Bantah Penyebab Hancurnya Gedung Pembangkit Listrik Israel

News
| Jum'at, 19 April 2024, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement