Advertisement

Dishub Sleman Gencarkan Razia Truk Pasir di Jalan Kaliurang

Hafit Yudi Suprobo
Rabu, 19 Februari 2020 - 17:47 WIB
Arief Junianto
Dishub Sleman Gencarkan Razia Truk Pasir di Jalan Kaliurang Salah satu spanduk yang dipasang warga Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman di Jalan Kaliurang, desa setempat, Rabu (19/2/2020). - Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Lalu lalang truk pengangkut material tambang pasir dan batu di Jalan Kaliurang, tepatnya di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman diprotes warga setempat. Selain merusak jalan, lalu lintas truk-truk itu dinilai mengganggu mengganggu aktitvitas pariwisata.

Sebagai bentuk protes itu, kini banyak spanduk bernada protes dipasang warga Desa Hargobinangun di sepanjang jalan yang acap dilalui truk-truk tersebut.

Advertisement

Kasi Pengendalian Operasi Lalu Lintas Dinas Perhubungan Sleman Sunardi mengklaim sudah kerap merazia truk pasir di wilayah Pakem. Razia itu dilakukan terkait dengan adanya truk-truk tambang yang melewati Jalan Kaliurang sisi barat.

Dalam razia yang ia lakukan bersama Satlantas Polsek Pakem, Rabu pagi, setidaknya ada tujuh truk yang ditilang. "Tujuh truk kami tilang. Truk itu melintasi jalan yang sudah jelas terlarang bagi truk pasir. Sudah ada rambunya juga. Seperti misalnya dari Desa Umbulharjo ke kanan menuju Kaliurang itu kan tidak boleh.," ucap dia, Rabu (19/2/2020).

Selain itu, truk pasir yang overload, diakui dia juga jadi perhatian Dishub Sleman. Untuk itu koordinasi terus dilakukan oleh Sunardi dengan Satlantas Polsek Pakem. “Karena tilang memang jadi ranah kepolisian.

Penanggung Jawab Sementara Kepala Desa Hargobinangun Suhardiman mengaku sudah melayangkan surat ke Kecamatan Pakem agar segera diteruskan ke Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUP ESDM) DIY. "Koordinasi juga sudah dilakukan dengan penambang yang ada di Cangkringan untuk pengalihan jalur. Truk juga diimbau agar tidak melewati jalur objek wisata," ujar Suhardiman.

Soal pemasangan spanduk itu, imbuh dia, pemerintah desa justru tak tahu menahu. Spanduk itu menurut dia adalah bentuk aspirasi dari warga Hargobinangun yang khawatir akan dampak negatif banyaknya truk pasir yang melintas. "Spanduk muncul secara spontanitas dari warga," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement