Advertisement
Sokong Smart City, Lurah di Jogja Didorong Siapkan Basis Data

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebagai penguatan konsep smart city, setiap lurah di Kota Jogja diharapkan mampu menyediakan data untuk menjadi basis data tingkat kota. Basis data ini lah yang kemudian digunakan Pemkot untuk menentukan kebijakan.
Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, menjelaskan konsep smart city dimulai dengan data dari wilayah. Untuk itu dia mengimbau lurah menyiapkan data yang kemudian diolah oleh Dinas Komunikasi Informansi dan Persandian (Diskominfosan) Kota Jogja. “Smart city tidak akan efektif jika pelaksananya tidak berpikir smart, salah satunya adalah soal penyediaan dan pengolahan data,” ujarnya, Rabu (4/3/2020).
Advertisement
Data yang telah diolah Diskominfosan, kata dia, lantas jadi dasar bagi Pemkot mengambil kebijakan. “Semisal dalam menentukan pelatihan untuk KMS [keluarga menuju sejahtera], harus ada dasarnya, siapa yang jadi sasarannya. Kalau tidak ada dasarnya nanti tidak ada yang ikut, terus pesertanya asal dicari-carikan orang,” katanya.
Kepala Diskominfosan Kota Jogja, Tri Hastono, menambahkan penerapan smart city harus adaptif, dengan menjawab dua hal, yakni tuntutan atas kebijakan yang harus dikeluarkan dan potensi perkembangan teknologi informasi yang pesat.
Tahun ini, kata dia, Kota Jogja sedang memasuki tahapan kedua penerapan smart city, yakni proses internalisasi atau pengenalan kepada masyarakat. “Tahap ini lebih krusial ketimbang penciptaan aplikasi, karena perlu melibatkan banyak pihak, dari masyarakat dan stakeholder yang terlibat dalam sistem tersebut,” ungkapnya.
Soal pelaksanaan internalisasi tersebut, dinasnya telah membentuk tim diseminasi informasi yang bertugas terjun ke masyarakat menyosialiasikan konsep smart city, khususnya layanan dalam Jogja Smart Service (JSS). Tim ini terdiri dari tujuh personel yang bekerja mulai sore hingga malam, masuk ke pertemuan warga tingkat RT atau RW.
Sampai saat ini, JSS telah diunduh oleh 41.066 pengguna, dengan progress rata-rata 100-125 pengunduh setiap hari. Meskipun butuh waktu, dengan mencermati progres tersebut, internalisasi tersebut diakui dia sudah on the track.
Dia menargetkan pada 2022 konsep smart city sudah harus dioptimalkan pada level analitis. “Saat ini kami masih di level proporsi. Soal kemiskinan kami masih bicara paling banyak di wilayah mana? Belum sampai pada variabel apa yang paling berpengaruh? Dari situ bisa menjadi prioritas penanganan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hamas Bakal Umumkan Soal Keputusan Gencatan Senjata di Gaza Setelah Konsultasi
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Wujudkan Kulonprogo Ramah Bagi Penyandang Disabilitas, Pemkab Gandeng SIGAB
- Sudah 300 Ribu Eksemplar Buku Terjual di BBW Books Jogja 2025, Masih Ada Waktu 3 Hari
- Bandara Adisutjipto Ramai Lagi, Kini Giliran FlyJaya Membuka Rute Jogja-Halim
- 3.200 Jemaah Haji Asal DIY Sudah Tiba di Tanah Air
- Sempat Viral, Buaya Muara yang Meresahkan Warga di Sungai Progo Bantul Akhirnya Ditangkap
Advertisement
Advertisement