Advertisement
3 Orang Meninggal akibat DBD di Gunungkidul, Dinkes Belum Naikkan Status
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Bumi Handayani meningkat drastis. Meski demikian, hingga saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Gununkidul belum meningkatkan status potensi ancaman.
Data dari Dinkes, hingga Senin (9/3/2020) sudah tercatat 354 warga yang terjangkit DBD dengan jumlah korban meninggal dunia tiga orang. Jumlah warga yang terjangkit meningkat pesat dibandingkan catatan kasus di 2019 sebanyak 576 kasus.
Advertisement
Dilihat dari sisi jumlah belum menyamai kasus di tahun lalu. Meski demikian, peningkatan bisa terlihat dengan perbandingan di triwulan pertama 2019. Tahun lalu di tiga bulan awal jumlah kasus baru sebanyak 192 warga yang positif DBD.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan serangan DBD tahun ini meningkat sangat pesat. Hal itu terlihat dari jumlah laporan kasus yang berasal dari berbagai rumah sakit dan puskesmas di Gunungkidul.
Menurut dia, peningkatan tidak hanya dari jumlah kasus tetapi dari sisi korban juga meningkat. Tahun lalu warga yang meninggal dunia karena DBD hanya satu orang, sedangkan di triwulan pertama 2020 sudah ada tiga warga yang diduga meninggal karena serangan nyamuk aedes aegepty. “Untuk penetapan positif atau tidaknya harus melalui kajian ilmiah. Tapi berdasarkan laporan, kuat dugaan tiga korban meninggal dunia karena DBD,” katanya Dewi di sela-sela kegiatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit DBD di Ruang Rapat I, Sekretariat Daerah Gunungkidul, Senin (9/3).
Meski ada peningkatan kasus yang signifikan, Dewi mengakui jajarannya belum berniat meningkatkan status terkait dengan penyebaran DBD. Salah satu dasarnya karena ancaman masih bisa dikendalikan. “Masih biasa. Tapi untuk mencegah kami mengoptimalkan program pemberantasan sarang nyamuk [PSN] dengan memperkuat koordinasi lintas sektoral dari tingkat kabupaten hingga desa,” kata Dewi.
Pencegahan DBD bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti fogging hingga PSN dengan program 3M (mengubur, menguras dan menutup) tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Meski demikian, untuk fogging hanya bersifat sementara karena pembasmian tidak menyeluruh karena dikhususkan membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan jentik atau telur tidak mempan dengan penyemprotan. “Fogging hanya menyasar nyamuk dewasa. Agar efektif, PSN harus dilakukan pembasmian secara menyeluruh karena jika tidak maka telur atau jentik dalam lima hari akan menjadi nyamuk hingga akhirnya bisa menularkan DBD lagi meski sudah dilakukan fogging,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Top 7 News Harianjogja.com, Jumat 26 April 2024 dari soal Sampah hingga Gugatan ke KPU
- Waspadai Potensi Hujan Lebat dan Petir Siang Ini di Jogja dan Sekitarnya
- Punya Inovasi 5 Klaster, Rejowinangun Masuk Lima Besar Kelurahan Terbaik Se-Kota Jogja
Advertisement
Advertisement