Perpustakaan di Jogja Kini Dibatasi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Mulai pekan ini sejumlah perpustakaan di DIY memutuskan membatasi layanan baca di tempat bagi pemustaka untuk meminimalkan potensi kerumunan. Arahan untuk beralih ke layanan bacaan daring semakin digalakkan.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Jogja yang memiliki layanan Perpustakaan Kota Jogja dan Pevita sejak Rabu (18/3/2020) mengubah jam pelayanan yang semula 24 jam menjadi delapan jam mulai pukul 07.30 WIB hingga 15.30 WIB. Jika biasanya perpustakaan ini buka setiap hari, maka mulai pekan ini setiap Sabtu-Minggu layanan tutup.
Advertisement
Namun, seluruh layanan mulai dari peminjaman dan pengembalian buku serta baca di tempat masih tersedia.
Kepala DPAD Kota Jogja Wahyu Hendratmoko menuturkan kebijakan tersebut diberlakukan sampai 31 Maret selaras dengan gerakan nasional guna membatasi penyebaran Covid-19. "Sabtu-Minggu kami gunakan untuk sterilisasi perpustakaan," kata Wahyu, Kamis (19/3/2020).
Berkaitan dengan hal ini, ia memprediksi akan ada penurunan jumlah kunjungan hingga 50% dari hari biasa yang bisa mencapai 2.000-3.000 pengunjung. Untuk menanggulangi hal tersebut, ia juga mengarahkan pemustaka untuk mengakses bahan bacaan lewat layanan Diana (Digital Library untuk Anda). "Tapi kami belum cek statistiknya apakah ada peningkatan di online," ujarnya.
Lain halnya dengan Grhatama Pustaka yang membatasi akses pemustaka sebatas meminjam dan mengembalikan buku, membuat kartu anggota baru, serta bebas pustaka. Di sini pemustaka sama sekali dilarang membaca buku di tempat atau mengakses layanan Internet gratis.
Kepala Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY Nur Satwika menuturkan jika kebijakan ini mulai berlaku kemarin. Sebelumnya pada Selasa (17/3) ia mengurangi jam layanan menjadi sebatas jam kerja. Namun, rupanya terjadi lonjakan kunjungan.
"Selasa kemarin ada 560 kunjungan sampai pukul 16.00 WIB. Padahal hari biasanya ada 700 pengunjung sampai pukul 22.00 WIB. Kami lihat ini justru banyak yang datang ke sini untuk membaca dan memakai Internet karena perpustakaan lain tutup," kata Nur.
Melihat ada potensi kerumunan massa yang justru datang dari kalangan non-anggota, Nur akhirnya mengubah kebijakan menjadi menutup layanan baca di tempat, menonton film, dan animasi 6D secara total. Kebijakan ini belum ada batas waktunya sembari menunggu situasi kondusif dan arahan Pemprov DIY.
"Kami meningkatkan kebersihan. Tiap dua jam pembersihan pegangan tangga, handle pintu, dan siapkan hand sanitizer di beberapa titik serta menyemprot disinfektan pada pengunjung. Prinsipnya karena ruangan di balai ini harus bebas infeksi dulu baru pengunjung kami sterilkan," kata dia.
Selain Grhatama Pustaka balai ini juga punya layanan perpustakaan lain yaitu Jogja Library Center dan Rumah Belajar Modern. Menurut Nur, di Jogja Library Center tidak ada perubahan layanan lantaran belum ada peningkatan kunjungan di sana. Di Rumah Belajar Modern baru pekan depan akan diterapkan pengurangan kegiatannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kisah Ilustrator, Dari Banguntapan, Gundala dan Gojira Menyala di GBK
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
Advertisement
Advertisement