Advertisement
Pakar dari UGM Ingatkan Jangan Asal Semprot Disinfektan

Advertisement
Harianjjogja.com, SLEMAN—Inisiatif warga menyemprotkan cairan disinfektan langsung ke tubuh seseorang ramai diperbincangkan di media sosial, menyusul merebaknya Covid-19. Hal ini dinilai berbahaya bagi kesehatan.
Organisasi kesehatan dunia, WHO Indonesia juga menyoroti hal ini. Di akun Twitter terkonfirmasi @WHOIndonesia, tertulis teguran bagi masyarakat Indonesia agar jangan menyemprotkan langsung disinfektan ke badan seseorang.
Advertisement
“#Indonesia, jgn menyemprot disinfektan langsung ke badan seseorang, karena hal ini bisa membahayakan. Gunakan disinfektan hanya pd permukaan benda-benda. Ayo #LawanCOVID19 dgn tepat!” bunyi kicauan WHO Indonesia.
Kicauan tersebut pada Senin (30/3/2020) telah di-retweet sebanyak 11.900 kali dan disukai 8.000 warganet. Pernyataan WHO sejalan dengan pandangan pakar kesehatan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad.
Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM tersebut membenarkan jika penyemprotan disinfektan langsung ke tubuh seseorang bisa berbahaya. Informasi dari WHO disebutnya harus selalu jadi acuan masyarakat. “Secara umum disinfektan diperlukan, hanya saja diperlukan di mana dan bagaimana caranya, itu yang jadi perhatian,” kata dia, Senin (30/3/2020).
Pengajar yang akrab disapa dokter Doni ini menerangkan jika penyemprotan disinfektan hanya diperlukan di permukaan benda yang sering disentuh atau benda yang digunakan bersama.
Penyemprotan di jalan raya atau mobil bahkan disebutnya sia-sia. “Sekarang lihat masyarakat menyemprot disinfektan di mana-mana, jalan disemprot, mobil disemprot, itu tindakan sia-sia. Virus Corona itu penularannya lewat droplet [percikan cairan saat bersin atau batuk] dan jatuh di permukaan berbagai macam barang, yang jadi sumber penularan adalah permukaan barang yang sering disentuh,” jelasnya.
Dikatakannya, cairan klorin pada disinfektan juga berbahaya bagi tubuh ketika disemprotkan langsung, karena bisa mengiritasi saluran lendir pada mata. Cairan itu tidak baik dari sisi kesehatan untuk jangka panjang.
“Itu [penyemprotan disinfektan ke tubuh] hanya menimbulkan rasa aman yang semu. Ketika dia [seseorang] disemprot tapi dia batuk, dia tetap bisa menularkan virus,” katanya. Hal ini dikarenakan seseorang yang disemprot disinfektan belum tentu bebas dari virus, sebab bisa saja virus itu sudah ada di tubuh orang yang bersangkutan. Doni menganjurkan masyarakat untuk tidak berlebihan menyemprotkan disinfektan, tetapi lebih mengutamakan menjaga kebersihan dan menjaga jarak fisik satu sama lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menkopolkam Minta Sebut WNI Ditangkap Myanmar Terkait dengan Kejahatan Scamming
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 20 SMP di Gunungkidul Tak Mendapatkan Siswa Baru di SPMB 2025
- Penyebab Tagihan Listrik Penerangan Kampung di Bantul Membengkak, Daya Dinaikkan dan Diduga Dipakai Keperluan Lain
- Bupati Sleman Keluarkan 90 Rekomendasi Penggunaan TKD, Tinggal Menunggu Izin Gubernur DIY
- Ribuan Pelari Ikuti Bhayangkara Run 2025 di Gunungkidul
- Masuki Musim Tanam Palawija Saat Kemarau Basah, Petani Kulonprogo Siapkan Parit
Advertisement
Advertisement