Advertisement

Ratusan Warga di Bantul Ini Layak Ditiru! Ini yang Mereka Lakukan Saat Pandemi Corona

Ujang Hasanudin
Kamis, 18 Juni 2020 - 17:47 WIB
Bhekti Suryani
Ratusan Warga di Bantul Ini Layak Ditiru! Ini yang Mereka Lakukan Saat Pandemi Corona Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Masa pandemi Coronavirus Disease atau Covid-19 memaksa orang untuk tinggal di rumah. Banyak waktu tinggal di rumah ini dimanfaatkan warga Dusun Neco, Desa Sabdodadi, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, untuk berkebun di halaman rumah.

Bukan hanya satu dua warga yang memanfaatkan halaman rumah untuk berkebun, namun seratusan warga yang ada di RT04 dan 05 dusun setempat. Warga pun menamakan perkebunan tersebut dengan Kebun Rakyat Pandemi 45, yang artinya kebun milik rakyat di masa pandemi RT04 dan Rt05.

Advertisement

Jenis tanaman yang ditanam beragam, namun sebagian besar adalah sayuran yang cepat masa panennya, seperti kangkung, bayam, bayam, terong, kacang panjang, buncis, dan ada juga timun.

Sunardi alias Kenar, 40, salah satu penggagas Kebun Rakyat Pandemi 45 itu mengatakan terbentuknya gerakan berkebun di halaman rumah itu bermula saat dirinya bersama warga lainnya kebingungan saat tidak ada pekerjaan. Kenar merupakan perajin di kawasan Manding, namun selama pandemi sepi orderan.

Beberapa warga di dusunnya, kata dia, juga banyak tidak bisa bekerja, bahkan ada yang dirumahkan akibat pandemi. “Kami terpikir untuk membuat gerakan memanfaatkan halaman rumah untuk tanaman sayuran sebagai bagian dari ketahanan pangan,” kata Kenar, disela-sela panen sayur di Kebun Rakyat pandemi 45, Neco, Sabdodadi, Bantul, Rabu (17/6/2020).

Gerakan tersebut dimulai sejak April lalu dan pertengahan Juni ini sudah lebih dari dua kali panen. Total lahan yang dimanfaatkan sekitar 2000 meter yang terbagi di beberapa titik halaman rumah, “Rencananya akan ada perluasan karena banyak warga merelakan lahannya untuk ditanami sayuran,” ucap dia.

Hasil panen juga tidak dijual ke luar, melainkan untuk kebutuhan warga sekitar. Harga jual sayur lebih rendah dari pasaran. Misalnya satu ikat bayam yang biasa dijual Rp3.000 di luar, maka dijual Rp2.000. uang hasil penjualan tersebut sudah disepakati bersama untuk keperluat beli bibit sayuran dan pemupukan.

Kenar juga memastikan semua sayuran yang ditanam tidak tercemar pestisida dan pupuk kimia. Semuanya organik. Sayuran yang ditanam juga yang cepat panen dari 20-30 hari. Proses penanaman di tiap halaman tidak dilakukan serentak agar warga dapat terus memanennya. Dalam proses pengelolaan, penanaman hingga panen semua warga ikut terlibat.

Kenar berharap Kebun Rakyat pandemi 45 dapat memperkuat ketahanan pangan warga di tengah pandemi, “Kami tidak tahu pandemi akan sampai kapan, maka kami sudah siapkan kebun rakyat untuk kebutuhan warga,” ujar Kenar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini

News
| Jum'at, 26 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement