Advertisement
Jembatan Penghubung Dua Desa di Imogiri Mulai Dibangun
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Jembatan penghubung Dusun Wunut, Desa Sriharjo dan Dusun Jetis, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, mulai dibangun. Pembangunan jembatan yang rusak karena badai Cempaka 2017 lalu itu menelan anggaran Rp12,8 miliar.
Pembangunan jembatan dilakukan oleh PT.Surya Karya Setiabudi (SKS) dan ditarget selesai pada September mendatang. Dari pantauan di lokasi, proyek jembatan tersebut baru sampai pada tahap pembangunan pondasi di bagian sisi utara dan tengah sungai Oya. Sementara pondasi di bagian selatan sudah selesai dilakukan.
Advertisement
BACA JUGA : Kerusakan Jembatan Kenet Merembet ke Jalan Penghubung
Terdapat lima alat berat atau eskavator yang lalu lalang mengeruk tanah dan sungai untuk pondasi jembatan. Sejumlah truk pengangkut material bangunan juga hilir mudik di jalur masuk Dusun Wunut sisi utara maupun di Dusun Jetis sisi selatan. Kontraktor juga membangunkan jembatan sementara yang terbuat dari bambu dan kayu di sekitar lokasi untuk menjembatani aktivitas warga dari dua dusun.
Pelaksana Pembangunan PT.SKS, Ari Eko S mengatakan pembangunan jembatan yang dilakukan sejak tiga bulan lalu itu membutuhkan waktu karena yang dibangun adalah jembatan baru dan permanen. Sebelumnya jembatan tersebut adalah jembatan gantung yang hanya cukup untuk kendaraan roda dua.
Nantinya jembatan yang akan dibangun tersebut adalah jembatan tipe dua skala nasional dengan panjang mencapai 80 meter dan lebar 7,5 meter. Jembatan tersebut didesain mampu menahan kendaraan roda empat dan bisa berpapasan. “Posisi jembatan juga nanti berada di atas jalan desa untuk menghindari dari banjir,” kata Ari, saat menerima kunjungan Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul, Senin (22/6/2020).
BACA JUGA : 40 Korban Cempaka Bantul Terima Rumah Baru
Ari mengatakan posisi jembatan dua meter di atas jalan karena berdasarkan pengalaman 2017 lalu jembatan tersebut rusak karena tergerus air saat badai Cempaka. Nantinya jembatan baru yang dibangun diklaim bebas dari banjir. “Kalau terjadi banjir besar seperti 2017 masih aman,” kata dia.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Bantul, Datin Wisnu Pranyoto melihat sejauh ini proses pembangunan jembatan yang bersumber dari anggaran kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu sesuai perencanaan. Ia berharap keberadaan jembatan tersebut menghidupkan perekonomian warga sekitar terutama dari sektor wisata.
“Keberadaan jembatan ini sangat vital bagi warga dari Sriharjo maupun Selopamioro,” kata Datin. Selain Datin, yang ikut dalam inpeksi mendadak (Sidak) tersebut adalah Damba Aktivis, Suradal dan Muhammad Dhavid.
Gonadi, 46, warga Dusun Wunut mengatakan sejak jembatan gantung Wunut itu putus aktifitas wisata di sekitar dusun tersebut mati suri. Selain itu aktifitas warga juga terganggu, karena untuk menuju dusun di sebrang Sungai Oyo itu warga harus berputar sejauh sekitar tujuh kilometerlewat jembatan Siluk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pelaku UMKM di Jogja Didorong Segera Urus Sertifikasi Halal Sebelum Oktober 2024
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
- 4 Produk Lokal DIY Mendapatkan Sertifikasi Indikasi Geografis, Ini Manfaatnya
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Muncul Aksi Unjuk Rasa di Kantor KPU DIY
Advertisement
Advertisement