Advertisement
Antrean Uji Swab Menumpuk, Sleman Beli Alat RT PCR Mandiri
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Pemkab Sleman akan membeli alat Real Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR) untuk memeriksa spesimen suspec Covid-19. Alat ini diharapkan mampu mengatasi tingginya antrean di sejumlah laboratorium uji yang menyebabkan lambannya hasil uji swab diketahui.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan Pemkab mengupayakan untuk membeli sendiri alat pemeriksaan spesimen Covid-19 atau RT PCR secara mandiri. Dengan memiliki alat sendiri, katanya, maka Pemkab akan mengetahui lebih cepat hasil sampel uji swab sehingga upaya tracing bagi suspec Covid-19 bisa segera dilakukan.
Advertisement
BACA JUGA : Ini Penyebab Antrean di Laboratorium Uji Swab Covid-19
Sri optimistis, dengan memiliki alat uji spesimen secara mandiri tersebut maka Pemkab bisa mengatasi lebih cepat penyebaran virus Corona. Selama ini, Pemkab hanya baru mengetahui hasil uji swab setelah beberapa hari diperiksa di sejumlah laboratorium.
"Kalau punya alat sendiri, pagi diswab maka sore atau malam hasilnya sudah keluar," kata Sri usai menggelar rapat koordinasi (Rakor) terkait penanganan Covid-19, Senin (3/8/2020).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo mengatakan alat untuk memeriksa sampel swab tersebut diharapkan terbeli pada pertengahan Agustus ini. Alat ini, kata Joko mampu memeriksa hingga 200 spesimen dalam waktu sehari. Saat ini, Pemkab masih mencari spesifikasi RT PCR yang akan dioperasikan di laboratorium milik Pemkab Sleman.
"Yang dibeli satu alat saja. Harganya sekitar Rp750 juta. Satu saja sudah mahal. Nanti akan ditempatkan di laboratorium kami yang ada di Kentungan," katanya.
BACA JUGA : Tangani Antrean Uji Swab, Gugus Tugas Covid-19 DIY
Diakui Joko, selama ini untuk mengetahui hasil uji swab Pemkab masih tergantung dengan hasil pemeriksaan swab salah satunya di laboratorium FKKMK UGM. Kondisi tersebut menyebabkan lamanya hasil uji swab untuk diketahui.
"Untuk mengetahui hasil pemeriksaan spesimen kemarin saja membutuhkan waktu tujuh sampai 10 hari," katanya.
Dia mencontohkan terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19 di Sleman dalam empat hari terakhir. Meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 di Sleman disebabkan akibat terlambatnya hasil pemeriksaan spesimen swab diketahui.
"Kasus yang sampai puluhan itu sebenarnya hasil pemeriksaan spesimen beberapa hari lalu. Bukan kasus pada hari itu dan dimungkinkan sudah terjadi penularan," katanya.
Disinggung soal sumberdaya untuk operasional alat tersebut, Joko mengaku tidak ada persoalan. Sebab alat pemeriksaan spesimen swab yang dibeli hanya dioperasikan oleh tiga petugas saja. "SDM kami tidak ada masalah. Tidak sulit mengoperasikan alat canggih ini dan tidak banyak membutuhkan banyak tenaga [petugas]," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Perpanjang Kenaikan HET Beras Premium untuk Jaga Stok di Pasaran
Advertisement
Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali
Advertisement
Berita Populer
- Antisipasi Cuaca Ekstrem, Masyarakat DIY Diminta Memangkas Pohon
- Pemda DIY Targetkan Jalan Godean Kembali Mulus Setelah Lebaran
- DP3AP2KB Jogja Wujudkan Kalangan Lanjut Usia Tangguh lewat Program Sekolah Lansia
- Kenakalan Remaja Marak saat Ramadan, Disdikpora DIY Minta Sekolah Ikut Mengawasi
- Warga Binaan Lapas Wirogunan Ikut Berpuasa dan Tadarus Al-Qur'an di Bulan Ramadan
Advertisement
Advertisement