Advertisement

Banyak yang Tak Patuh, Epidemiolog UGM Dorong Pusat Isolasi Mandiri untuk OTG

Lajeng Padmaratri
Sabtu, 19 September 2020 - 17:27 WIB
Budi Cahyana
Banyak yang Tak Patuh, Epidemiolog UGM Dorong Pusat Isolasi Mandiri untuk OTG Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Epidemiolog UGM, Bayu Satria, mengatakan rencana pendirian pusat-pusat karantina mandiri untuk orang tanpa gejala (OTG) di daerah merupakan langkah yang bagus selama pelaksanaannya dilakukan dengan tepat.

Menurutnya, isolasi mandiri dengan cara pemisahan OTG dari individu yang tidak positif Covid-19 merupakan salah satu cara penanganan pandemi yang tak berkesudahan ini. Kendati demikian, saat ini isolasi mandiri di rumah cukup sulit dilakukan karena tingkat pemahaman di kalangan masyarakat tidak sama.

Advertisement

BACA JUGA: Tambah 74 Kasus Covid-19, DIY Kembali Pecah Rekor

"Saat ini terbukti cukup susah melakukan isolasi mandiri di rumah karena banyak yang tidak patuh dan paham. Namun, fasilitas pusat isolasinya perlu dipersiapkan baik-baik karena jumlah OTG cukup banyak dibandingkan yang bergejala dan tidak boleh asal-asalan," kata Bayu pada Sabtu (19/9/2020).

Menurutnya, pusat-pusat isolasi mandiri di bisa menjadi salah satu upaya menekan penularan Covid-19 di level keluarga karena kegagalan isolasi mandiri di rumah.

Ia menambahkan daerah bisa memanfaatkan bangunan atau gedung yang sudah ada di wilayah tersebut sebagai pusat isolasi mandiri. Bahkan aula yang disekat dengan pengaturan ventilasi yang baik maupun bangunan lainnya bisa dimodifikasi untuk karantina mandiri.

BACA JUGA: Polisi Akan Periksa Kejiwaan Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Kalibata

Kendati demikian, Bayu menyarankan pemerintah jangan hanya fokus menyiapkan lokasi isolasi mandiri, melainkan beriringan dengan perluasan tracing kontak. "Harus dibarengi juga dengan peningkatan kemampuan tracing dan testing. Pasalnya, tanpa tracing dan testing akan sulit menemukan OTG," tuturnya.

Sementara itu, Kabupaten Sleman sejauh ini masih memanfaatkan bangunan Asrama Haji Yogyakarta sebagai selter atau fasilitas kesehatan darurat untuk mengisolasi OTG. Saat ini, dari tiga gedung yang digunakan memiliki kapasitas 138 ruang.

BACA JUGA: Perempuan Didorong Berkiprah di Bidang Sains & Teknologi

"Itu baru enam lantai. Kalau penuh, kita pakai lantai atasnya. Kalau penuh lagi, kita geser ke gedung sebelahnya. Selter masih mencukupi kalau tidak ada lonjakan yang lebih dari selama ini," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo.

Kendati demikian, Pemkab Sleman sudah menyiapkan lokasi isolasi mandiri tambahan jika ada lonjakan kasus. Pemkab Sleman berencana memanfaatkan Rusun Gemawang di Mlati, Sleman sebagai lokasi isolasi mandiri bagi pasien asimtomatis. "Mungkin akhirnya akan ke sana juga [Rusun Gemawang], namun kami masih mengandalkan Asrama Haji," ungkapnya.

Panewu Mlati, Yakti Yudanto, mengatakan Rusunawa Gemawang saat ini masih ditutup dan baru akan dimanfaatkan untuk isolasi mandiri bagi OTG bila Asrama Haji Yogyakarta sudah tak lagi bisa menampung lonjakan pasien. "Kami menyiapkan tempat saja. Proses pengelolaan ada di Pemkab Sleman," kata Yudanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement