Advertisement
DWS: Alat Transportasi Bantu Tingkatkan Kemandirian Kaum Difabel

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Program penguatan ekonomi kaum difabel harus terus dilakukan. Sebab jumlah penyandang disabilitas di wilayah Sleman tercatat 5.535 orang dan sebagian besar didominasi tuna daksa.
Untuk meningkatkan kemandirian dan menguatkan ekonomi para disabilitas, kata Calon Bupati Sleman Danang Wicaksana Sulistya (DWS), perlu adanya alat transportasi yang memadai dan sesuai dengan kebutuhannya. "Misalnya, sepeda motor yang dimodifikasi untuk sarana transportasi sekaligus untuk sarana berjualan," kata DWS saat menyambangi modifikator motor, Kawan Santoso di Bulusan, Sardonoharjo, Ngaglik, Jumat (18/9/2020).
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
Menurut DWS, kaum difabel kerap kesulitan mencari pekerjaan, meskipun pemerintah telah menjamin hak penyandang untuk bekerja. Namun implementasinya menurut DWS masih perlu optimalisasi lagi. Sesuai data Dinsos DIY, lanjut dia, hingga pertengahan 2020 ini baru 23 perusahaan yang mempekerjakan disabilitas sejauh pemantauan dinas.
"Kami berkomitmen untuk memberdayakan teman-teman disabilitas. Saat ini kami membuat konsep untuk memfasilitasi penyandang tuna daksa menjalankan kegiatan ekonomi," jelas DWS.
Dia menjajaki kemungkinan membangun sarana usaha penyandang disabilitas yang dapat dikerjakan oleh siswa Balai Latihan Kerja (BLK) maupun SMK dengan pendampingan. Dia juga memikirkan program terintegrasi untuk penyandang disabilitas mulai pendampingan dan penguatan keterampilan.
"Jadi kalangan difabel bukan hanya dibantu sarana, tapi juga ditingkatkan keterampilan mulai dari permodalan hingga pemasaran. Saya rasa itu feasible dan harus dikerjakan jika saya menjabat," katanya.
Biaya Ditekan
Modifikator motor, Kawan Santoso di Bulusan, Sardonoharjo, Ngaglik menilai biaya produksi modifikasi motor untuk difabel bisa ditekan jika melibatkan BLK atau SMK. Selain itu, katanya, produksi kendaraan niaga bagi difabel akan lebih cepat karena melibatkan banyak tenaga.
"Apalagi bahan baku juga lebih murah kalau dibeli dalam jumlah besar. Saya optimistis ide DWS akan dapat dikerjakan dengan lebih cepat dan dengan volume yang lebih besar," katanya.
Dia menawarkan ubahan rangka kendaraan roda dua menjadi roda tiga dengan tambahan sistem diferensial dan memiliki kemampuan seperti leaning trike. Ubahan sistem roda itu diikuti penambahan bak angkut multiguna untuk menaruh perangkat dapur untuk berjualan makanan keliling.
"Selain warung keliling, bak juga dapat digunakan untuk menempatkan mesin jahit, barang bawaan dalam volume tertentu maupun alat perbengkelan bagi penyandang yang menekuni jasa servis elektronik keliling," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Rusun di 2023 Ditarget 5.379 Unit, Termasuk untuk Pekerja IKN
Advertisement

Ini Nih... Wisata di Solo yang Instagramable, Ada yang di Dalam Pasar!
Advertisement
Berita Populer
- Warga Sanden Meninggal saat Memancing di Pantai Pandansari
- Selain Rekaman CCTV Kecelakan Korban, Terdakwa Klitih Gedongkuning Temukan Saksi Mata
- Bawa Golok dan Gir, Tiga Remaja di Gondokusuman Jogja Ditangkap Polisi
- Kunjungan Wisatawan di Bantul Merosot 5 Persen dalam Sepekan
- Cerita Perajin Desa Wisata Krebet Belum Pulih Akibat Pandemi
Advertisement
Advertisement