Advertisement

Puluhan Ribu Pemegang Kartu Tani Didata Ulang

Abdul Hamied Razak
Rabu, 23 September 2020 - 06:27 WIB
Sunartono
Puluhan Ribu Pemegang Kartu Tani Didata Ulang ILustrasi pembagian kartu tani - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Puluhan ribu kartu tani di wilayah Sleman kembali didata ulang. Pendataan kembali kartu tani tersebut dilakukan menyusul perubahan pola pendistribusian pupuk bersubsidi dan berbagai bantuan dengan kartu tani.

Kabid Penyuluhan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman Nawangwulan mengatakan seiring kebijakan Kementerian Pertanian yang melakukan perubahan pola pendistribusian pupuk bersubsidi dan berbagai bantuan melalui kartu tani, pihaknya melibatkan berbagai instansi, Polres dan BRI sedang melakukan pendataan ulang pemegang kartu tersebut.

Advertisement

BACA JUGA : Penerima Pupuk Subsidi Wajib Punya Kartu Tani, Ini Imbauan

"Siapa tahu pemiliknya pindah domisili atau meninggal dunia. Makanya sudah beberapa hari ini kami lakukan pendataan dan reaktivasi lagi pemegang kartu tani," kata Nawang saat dihubungi Harianjogja.com, Selasa (22/9/2020).

Pendataan ulang tersebut dilakukan untuk melihat kondisi real pemegang kartu tani tersebut. Pasalnya, kata Nawang, selama tiga tahun terakhir tidak semua pemegang kartu tani mengaktivasi kartu yang juga berfungsi sebagai kartu ATM tersebut.

"Makanya kami bekerja sama dengan BRI saat ini sedang melakukan reaktivasi kartu tani tersebut karena tidak semua petani mengaktifkan kartu taninya," kata Nawang.

Selain menggandeng BRI, pihaknya juga bekerjasama dengan Polres Sleman jika kartu tani yang sebelumnya diterima hilang. Pemegang kartu tani bisa mengurus kehilangan kartu tersebut kemudian mengurus reaktivasi kartu tani ke BRI.

"Kami juga berkoordinasi dengan Disdukcapil Sleman terkait data NIK dan KTP elektronik para petani. Ini dilakukan karena terkadang NIKnya belum diaktifkan," ujarnya.

BACA JUGA : Sejak Pertama Dapat, Kartu Tani Suraji Tak Berfungsi 

Selain melakukan pendataan ulang pemegang kartu tani, pihaknya melalui penyuluh juga mendata petani yang belum memiliki kartu tani untuk didaftarkan sebagai pemegang kartu. Pasalnya selain untuk mendorong petani gemar menabung, kartu tani tersebut berfungsi untuk pendistribusian pupuk ataupun bantuan dari pemerintah kepada petani.

Dia berharap agar petani saat ini aktif menanyakan masalah ini ke masing-masing kelompok tani atau gabungan kelompok tani terkait pendataan kembali atau reaktivasi kartu tani ini. Menurut Nawang, distribusi kartu tani yang sudah disalurkan pada 2017 lalu. Jumlah total kartu tani yang terdistribusi sebanyak 47.000 keping atau mencapai 100%.

"Karena ini merupakan kebijakan baru tentu membutuhkan waktu untuk penyesuaian. Kalau seluruh data sudah lengkap, mudah-mudahan distribusi pupuk melalui kartu tani ini bisa efektif dan optimal dilakukan mulai tahun depan," katanya. 

Aktivasi

Kepala DP3 Sleman Heru Saptono mengakui petani yang memiliki kartu tani juga membutuhkan aktivasi. Namun  dari puluhan ribu pemegang kartu tani belum semua diaktivasi. Heru juga berharap, kebijakan penggunaan kartu tani tidak dilakukan secara kaku sehingga bisa merugikan para petani.

BACA JUGA : Belum Dapat Kartu Tani, Petani Kulonprogo Diimbau Lapor

Baginya, masing-masing pemerintah di daerah masih membutuhkan pendataan pemegang kartu tani sesuai tahapan. Masing-masing wilayah, katanya, membutuhkan tahapan tersendiri kaitan kesiapan di tingkat petani mereka.

"Kendala lainnya, belum semua kios memiliki EDC. Padahal kebijakan ini kan ada di ranah pusat. Kalau saya tetap cari solusi dengan kios, pengecer, petani untuk ada solusi penerapan kartu tani ini, khususnya untuk Sleman ini," kata Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Perpanjang Kenaikan HET Beras Premium untuk Jaga Stok di Pasaran

News
| Selasa, 19 Maret 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement