Advertisement
Belasan Kambing Jadi Korban, Serangan Hewan Liar di Gunungkidul Masih Mengancam
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Ancaman serangan hewan liar belum sepenuhnya bisa dihilangkan di Kalurahan Purwodadi, Tepus. Total hingga sekarang sudah ada 13 kambing yang menjadi korban gigitan hewan liar.
Lurah Purwodadi, Sagiyanto mengatakan, di musim kemarau masih menjadi momok bagi masyarakat karena adanya peningkatan serangan terhadap ternak yang dimiliki. Ia munuturkan, hingga Minggu (4/10/2020) sudah ada 13 kambing yang menjadi korban. “Serangan terjadi dua minggu lalu di Dusun Sureng. Total sudah ada tujuh warga yang melaporkan ternaknya diserang hewan liar,” kata Sagiyanto saat dihubungi, Minggu (4/10/2020).
Advertisement
Menurut dia, upaya pencegahan sudah dilakukan, namun belum juga membuahkan hasil yang maksimal. Sebagai gambaran, kata Sagiyanto, di tahun lalu ada 60 kambing milik warga yang menjadi korban keganasan hewan liar. “Serangan ini sudah bertahun-tahun pasti ada kasus,” katanya.
Jogoboyo Kalurahan Purwodadi, Suyanto mengatakan, ancaman serangan hewan liar tidak lepas dari kebiasaan warga yang memelihara ternak di area ladang yang jauh dari perumahan. Kebiasaan ini dilakukan untuk mempermudah memberikan pakan terhadap ternak yang dipelihara. “Ada ratusan yang dipelihara di ladang,” katanya.
BACA JUGA: Jokowi Minta 'Jangan Sok-sokan Lockdown', Pejabat Istana Jelaskan Maksudnya
Ditambahkannya, ada beberapa cara untuk menghindari serangan hewan liar. Salah satunya dengan memindahkan area kadang mendekat ke perumahan saat musim kemarau sehingga mudah dalam pengawasan. Adapun cara lainnya, warga memperkuat kandang agar tidak mudah dirusak. Namun, kata dia, dengan memperkuat kadang potensi serangan masih mungkin terjadi karena ternak-ternak tidak bisa diawasi secara penuh. “Yang jelas kami terus mengimbau kepada warga untuk terus waspada terhadap potensi serangan hewan liar,” katanya.
Panewu Tepus, Alsito mengatakan, serangan hewan liar khususnya di Kalurahan Purwodadi masih sering terjadi. Upaya sosialisasi pencegahan dengan meminta masyarakat memindah lokasi kandang mendekat ke rumah belum sepenuhnya ditaati sehingga serangan belum bisa dihilangkan. “Sosialisasi sudah dilakukan, tapi belum semua warga mematuhinya,” katanya.
Menurut dia, berdasarkan keterangan dari masyarakat, serangan terhadap ternak hanya dilakukan dengan cara menggigit dan membiarkan ternak mati kehabisan darah. “Dagingnya tidak dimakan karena dibiarkan berada di area kandang,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Prakiraan BMKG, Cuaca Boyolali bakal Hujan Lagi Siang-Malam Ini Kamis 25 April
- Siapkan Payung, Prakiraan Cuaca Klaten Hujan Siang hingga Malam Kamis 25 April
- Hujan Lagi Siang hingga Malam di Wonogiri, Cek Prakiraan Cuaca Kamis 25 April
- Masa Angkutan Lebaran 2024, Commuter Line Wilayah 6 Catat Rekor Baru
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Listrik Rabu 24 April 2024, Cek Lokasinya!
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Rabu 24 April 2024: Hujan Sedang
- Jalan-jalan Keliling Destinasi Wisata, Cek Jalur Trans Jogja!
- Top 7 News Harianjogja.com Rabu 24 April 2024: PPDB Kelas Olahraga hingga Hasil Arsenal vs Chelsea Skor 5-0
- Rekrutmen Badan Ad Hoc Pilkada 2024 Dimulai, Bawaslu DIY Beri Catatan Ini untuk KPU
Advertisement
Advertisement