Advertisement

Satu Kapanewon di Pegunungan Menoreh Ini Bisa Zero Covid-19, Simak Rahasianya

Jalu Rahman Dewantara
Senin, 19 Oktober 2020 - 08:47 WIB
Nina Atmasari
Satu Kapanewon di Pegunungan Menoreh Ini Bisa Zero Covid-19, Simak Rahasianya Spanduk untuk mematuhi protokol kesehatan yang terpasang di wilayah Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Minggu (18/10/2020). - Harian Jogja/Jalu Rahman Dewantara

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO- Girimulyo menjadi satu-satunya kapanewon di Kulonprogo yang mencatatkan zero kasus Covid-19. Apa rahasianya? Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Jalu Rahman Dewantara.

Kulonprogo mencatatkan kasus Covid-19 pertama pada akhir Maret 2020, tepatnya, Rabu (25/3/2020). Ketika itu, seorang bayi berusia tiga bulan dinyatakan terinfeksi virus usai pulang dari Solo, Jawa Tengah. Bayi laki-laki asal Kapanewon Wates itu lantas dirawat di RSUD Wates selama beberapa hari.

Advertisement

Dari kasus pertama, perlahan, mulai bermunculan kasus-kasus baru. Dan hingga berita ini ditulis pada Minggu (18/10/2020), akumulasi kasus terkonfirmasi Covid-19 di Bumi Menoreh sudah menembus 211 orang. Uniknya, para penderita itu tersebar di hampir semua kapanewon di Kulonprogo, kecuali satu, yakni Girimulyo.

Baca juga: Satgas: Vaksin Bukan Satu-satunya Jalan Perangi Pandemi Covid-19

Merujuk data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulonprogo, hanya Girimulyo lah yang hingga saat ini belum mencatatkan kasus positif. Berbanding terbalik dengan tetangga terdekatnya yaitu Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan, Pengasih dan Kokap.

Kelima kapanewon itu masing-masing sudah mencatatkan kasus dengan jumlah bervariasi. Masih dari sumber yang sama, disebutkan untuk Samigaluh tercatat ada tiga kasus, Nanggulan lima kasus, Kalibawang enam kasus, Pengasih 30 kasus dan Kokap 34 kasus.

Lantas, apa yang membuat Girimulyo sampai saat ini berhasil mencatatkan 0 kasus Covid-19? Harian Jogja mencoba mencari tahu hal itu kepada Panewu Girimulyo, Purwono. Kepada Harian Jogja, Purwono mengaku tidak ada rahasia atas keberhasilan ini.

Baca juga: Menkominfo Sebut Ada 1.197 Hoaks Tentang Covid-19

Secara umum, upaya mengantisipasi Covid-19 di Girimulyo hampir sama dengan wilayah lain di Kulonprogo. Namun demikian, ada tiga hal yang disebut Purwono menjadi alasan zero kasus itu.

“Kalau itu sebenarnya bukan rahasia ya, tapi memang ada tiga hal yang membuat Girimulyo tidak atau belum mencatatkan kasus terkonfirmasi, pertama adalah daya tahan tubuh, kedua mobilitas masyarakat yang rendah dan terakhir kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan,” kata Purwono saat ditemui di Girimulyo, Minggu (18/10/2020).

Purwono menjelaskan, berdasarkan pengamatannya, daya tahan tubuh warga Girimulyo lebih baik dibandingkan warga dari daerah lain. Alasannya, karena secara geografis, Girimulyo berada di kawasan perbukitan dan mayoritas warga menggeluti pekerjaan non formal, seperti petani, tukang kebun, kuli bangunan dan lain sebagainya.

Rata-rata warganya yang bekerja di sektor non formal itu memilih untuk jalan kaki. Ia meyakini, aktivitas itu membuat warga Girimulyo memiliki imun yang bagus sehingga dapat menangkal penularan Covid-19.

Faktor pertama itu berkaitan dengan faktor kedua yakni rendahnya mobilitas warga. Dijelaskan rata-rata warga Girimulyo khususnya yang kerja di sektor non formal memilih beraktivitas di dalam area Girimulyo. Seperti misalnya petani, kebanyakan dari mereka lebih baik mengolah lahan milik pribadi di sekitar rumahnya dibandingkan di luar kapanewon.

“Yang kerja di luar Girimulyo juga ada tapi tak terlalu banyak, rata-rata kerjanya di daerah sini aja,” tutur Purwono.

Untuk faktor ketiga yakni kepatuhan masyarakat, Purwono mengklaim bahwa kebanyakan warga Girimulyo telah mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Satuan tugas Covid-19 di tingkat dusun sampai dengan kapanewon juga memberlakuan wajib lapor bagi pendatang ataupun perantau yang baru saja pulang kampung.

Selain itu warga yang hendak menggelar acara seperti hajatan pernikahan wajib izin terlebih dahulu kepada satgas. Agar hajatan bisa terlaksana, warga harus memenuhi sejumlah syarat yang bersifat wajib yakni penyediaan tempat cuci tangan di lokasi hajatan, pembatasan jumlah tamu, mengatur jarak tempat duduk minimal satu meter dan wajib memakai masker selama acara berlangsung.

”Aturan ini sebenarnya sama dengan yang sudah diterapkan wilayah lain,tapi memang sebagian besar warga berdasarkan pengamatan saya sudah mematuhinya dengan baik,” ucapnya.

Ditemui terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulonprogo, Baning Rahayujati menyebut zero kasus di Girimulyo merupakan hal yang menarik . Menarik karena meski dikatakan zero kasus, sejatinya Girimulyo tidak masuk dalam kategori daerah yang tidak berisiko. Ini karena di kapanewon tersebut sebelumnya sempat ditemukan banyak kontak erat dari sejumlah kasus di wilayah Purworejo.

Baning tidak menjelaskan secara rinci kasus apa itu. Namun yang pasti, setelah dilakukan test PCR atau SWAB test, tidak ada satupun warga Girimulyo yang dinyatakan positif terjangkit Covid-19. “Girimulyo memang cukup menarik karena sampai sekarang nol kasus meskipun Girimulyo itu tidak dalam kondisi tidak berisiko. Beberapa waktu sebelumnya banyak ditemukan kasus kontak erat dari Purworejo, tapi semuanya negatif,” kata Baning.

Baning menduga Girimulyo bisa mencatatkan zero kasus berkat kinerja gugus tugas mulai dari tingkat terbawah sampai kapanewon. Ia melihat satgas Covid-19 di sana bekerja maksimal melakukan pendataan bagi pendatang maupun warga yang baru pulang dari luar daerah.

Para pelaku perjalanan itu kemudian diikutkan rapid test. Jika ada yang reaktif langsung menjalani swab test. Ada juga yang non reaktif tapi demi keamanan bersama juga diikutkan swab test. “Artinya proses pemeriksaan di sana oleh gugus tugas sangat bagus dan koordinasi dengan kabupaten juga baik,” ujarnya.

Di samping itu, gugus tugas di Girimulyo juga dinilai aktif, mulai dari menggencarkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan dan razia masker gabungan bersama unsur Kepolisian dan TNI. Keaktifan ini tak lepas dari kemunculan tiga kasus probable di kapanewon tersebut yang dinyatakan meninggal dunia.

“Memang sempat ada yang probable hingga meninggal dunia, tapi setelah hasil swabnya keluar diketahui bahwa yang meninggal itu negative Covid-19,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Jogjapolitan | 10 hours ago

Berita Pilihan

Advertisement

alt

1.119 WNI Berhasil Dipulangkan ke Tanah Air dari Zona Konflik hingga Bencana Alam

News
| Sabtu, 27 April 2024, 04:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement