Advertisement

Lebih Hemat, Petani Diminta Ganti Pompa Air Berbahan Bakar Minyak ke Gas

Ujang Hasanudin
Selasa, 03 November 2020 - 14:47 WIB
Budi Cahyana
Lebih Hemat, Petani Diminta Ganti Pompa Air Berbahan Bakar Minyak ke Gas Anggota Komisi VII DPR RI, Gandung Pardiman (kiri) bersama rombongan dari Kementerian ESDM dan direksi Pertamina saat mencoba pompa air berbahan bakar gas di kantor Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP), Selasa (3/11/2020). - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (Ditjen Migas ESDM) bersama Anggota Komisi VI DPR RI, Gandung Pardiman, memberikan bantuan 500 pompa air untuk petani di Bantul. Bantuan pompa air berbahan gas tersebut dinilai lebih ramah lingkungan dan lebih hemat.

Kasi Pengadaan Pembangunan Infrastruktur Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM, Mariani, mengatakan konversi bahan bakar minya ke gas untuk pompa air sudah diujicobakan di 2019 dan tahun ini mulai dibagikan kepada para petani.

Advertisement

Bantul mendapat 500 paket pompa air. Jumlah tersebut adalah bagian dari 10.000 paket yang dibagikan kepada para petani di 24 kabupaten dan kota se-Indonesia. Menurut dia sudah banyak testimoni dari para petani yang merasa terbantu dengan penggantian pompa dari yang tadinya menggunakan BBM (bahan bakar minyak) menjadi BBG atau bahan bakar gas.

“Tahun lalu sudah ada testimoni dari petani bisa menghemat 50 persen,” kata Mariani, disela-sela pembagian paket pompa air berbahan bakar gas di kantor Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP), Selasa (3/11/2020).

BACA JUGA: 

Mariani mengatakan dari testimoni petani, pompa air untuk pengairan biasanya menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 7-8 liter selama tujuh jam. “Sementara dengan bahan bakar gas cukup dengan satu tabung gas ukuran tiga kulogram sehingga lebih hemat,” kata Mariani.

Dia berharap petani bisa memanfaatkan bantuan pompa air sebaik-baiknya.

Gandung Pardiman mengatakan dengan adanya konversi bahan bakar minya ke gas untuk pompa air dapat menekan biaya operasional petani dan harapannya petani bisa lebih sejahtera. Sebab kesejahteraan petani akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi.

Menurut dia, sebenarnya konversi bahan bakar minya ke gas ini sudah digagas sejak 2016 lalu yang diujicobakan kepada nelayan dan hasilnya juga lumayan dapat menekan biaya operasional nelayan. Tahun depan komisinya juga akan mengusulkan kembali untuk memperbanyak bantuan paket motor kapal dan paket pompa air berbagah gas, “Pada 2021 nanti kami usulkan lagi ke Kementerian ESDM untuk menambah paket bantuan paling tidak 50 ribuan paket pompa air berbagah bakar gas,” kata Gandung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lowongan Kerja: Kementerian PUPR Akan Buka 6.300 Formasi CPNS dan 19.900 PPPK, Ini Rinciannya

News
| Sabtu, 20 April 2024, 06:17 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement