Advertisement
NU dan Muhammadiyah Serukan Kerukunan

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dua ormas keagamaan terbesar di Bantul, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, meminta masyarakat untuk menjaga kerukunan dan persatuan dalam perhelatan Pilkada 2020. Seruan itu disampaikan dalam pertemuan di salah satu warung makan di Jalan Parangtritis, Jumat (13/11/2020). Pertemuan dinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bantul.
Rais Syuriah Pimpinan Cabang NU (PCNU) Bantul, Damanhuri, mengatakan pilkada di Bantul merupakan ajang kontestasi kepala daerah yang sudah dilaksanakan secara periodik dan berkali-kali, sehingga tidak perlu disikapi secara berlebihan, apalagi mengesankan pertarungan NU dan Muhammadiyah.
Advertisement
Ia menegaskan NU dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi kemasyarakatan, sosial, budaya dan keagamaan yang konsen dalam dakwah sehingga tidak terlibat dalam politik praktis. Meskipun secara pribadi kader NU dan Muhammadiyah ada yang terlibat dalam kontestasi baik sebagai bakal calon maupun tim sukses, maka mereka harus nonaktif dari struktur kepengurusan NU maupun Muhammadiyah.
“Pilkada ini pertarungan politik yang wajar dan biasa, sehingga harus dihadapi secara dewasa, jangan dibenturkan seolah-olah pertarungan NU dan Muhammadiyah,” kata Damanhuri, seusai pertemuan. Damanhuri mengajak kepada seluruh komponen masyarakat untuk menyukseskan pilkada dengan memilih calon sesuai dengan prinsip kebebasan dan kerahasiaan.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul, Sahari, mengatakan Muhammadiyah dan NU merupakan gerakan dakwah amar makruf nahi munkar, bukan organisasi politik praktis, sehingga kedua organisasi ini merasa berkewajiban untuk menjaga ukhuwah islamiyah sebagai sesama lembaga dakwah.
“Sebagai lembaga dakwah kami tidak boleh berpihak secara politik hingga terkesan terpecah-belah dan dapat membingungkan umat. Oleh karena itu, kami menyerukan kepada umat dan masyarakat Bantul untuk tetap menjalin silaturahmi, dan tidak terprovokasi oleh isu yang dapat memecah-belah umat,” kata Sahari. Dia juga mengajak warga Muhammadiyah untuk menyukseskan pilkada dengan menyalurkan suaranya serta ikut membantu menjadi panitia penyelenggara.
Ketua MUI Bantul, Saebani, mengatakan pertemuan dua ormas besar di Bantul dilakukan untuk menjaga silaturahmi sekaligus menunjukkan kepada masyarakat bahwa NU dan Muhammadiyah tetap rukun meski ada pilkada. “Jangan sampai pilkada merenggangkan arti ukhuwah antarumat Islam,” kata Saebani.
Saebani percaya NU dan Muhammadiyah merupakan ormas yang berpengalaman dan terbiasa menghadapi ajang pesta demokrasi seperti pilkada. Oleh karena itu, pilkada harus disikapi biasa-biasa saja dan jangan memecah belah umat Islam.
“MUI bersepakat dengan NU dan Muhammadiyah untuk menyerukan gerakan moral antipolitik uang supaya menghasilkan pemimpin yang terbaik,” kata Saebani. Dia juga menyerukan bahwa siapapun pasangan calon bupati dan wakil bupati yang terpilih, itulah yang terbaik yang harus dihormati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
- Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Advertisement