Advertisement

Senin Petang, Terdengar 2 Kali Suara Guguran Material di Merapi

Sunartono
Senin, 16 November 2020 - 18:57 WIB
Sunartono
Senin Petang, Terdengar 2 Kali Suara Guguran Material di Merapi Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Dam Sabo Kali Gendol, Bronggang, Cangkringan, Sleman, Minggu (12/4/2020). - ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Advertisement

Harianjogja. JOGJA—Guguran material vulkanik terjadi sebanyak dua kali di Merapi pada Senin (16/11/2020) sore. Suara guguran juga terdengar dalam pemantauan petugas antara pukul 06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB di hari yang sama.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan berdasarkan laporan petugas di lapangan antara pukul 12.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB Senin (16/11/2020) terdengar suara guguran sebanyak dua kali. Suara guguran itu terjadi pada pukul 17.37 WIB dan 17.39 WIB.

Advertisement

BACA JUGA : BPPTKG Pastikan Belum Ada Muntahan Lava di Merapi

“Kondisi visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 150 meter di atas puncak kawah. Terdengar suara guguran dari PGM [Pos Pengamatan Gunung Merapi] Babadan sebanyak dua kali pada pukul 17:37 dan 17:39 WIB,” katanya Senin (16/11/2020) petang.

Pada laporan antara pukul 12.00 WIB hingga 18.00 WIB secara umum terjadi gempa guguran sebanyak 15 kali dengan amplitudo 3-45 mm dan durasi antara 12.7 detik hingga 57.9 detik. Gempa embusan terjadi 14 kali dan gempa fase banyak terjadi 65 kali serta gempa vulkanik dangkal terjadi sembilan kali.

Guguran juga terdengar sebanyak dua kali pada pengamatan antara pukul 06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB hari ini. Suara guguran itu terpantau di PGM Babadan. “[Untuk pengamatan pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB] secara visual kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Terdengar suara guguran dua kali, lemah hingga sedang  terdengar dari PGA Babadan,” katanya.

BACA JUGA : Update Aktivitas Merapi: Tak Ada Guguran Lava

Sebelumnya BPPTKG memastikan belum ada muntahan lava yang terjadi di Merapi sejak statusnya naik menjadi Siaga. Adapun guguran yang terjadi beberapa kali, bukan guguran lava namun guguran material vulkanik sisa erupsi sebelumnya.

Material guguran yang pernah meluncur merupakan material sisa erupsi seperti tahun 1948, 1884, 1888. Karena Ketika Merapi Meletus tidak semua material terlontarkan dan masih ada sisa di permukaan sehingga menjadi material vulkanik. Oleh karena itu Hanik memastikan, belum ada muntahan lava.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement