Advertisement
Kedubes Negara Sahabat Tarik Perhatian Publik Indonesia Lewat Medsos
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Akademisi melihat masifnya Kedutaan Besar negara sahabat yang bertugas di Indonesia menggunakan medsos untuk menarik perhatian rakyat Indonesia. Hal itu terungkap dalam Bedah Buku & Webinar Diplomasi di Era Milenial yang digelar Prodi Hubungan Internasional UII.
Rektor UII Profesor Fathul Wahid menyatakan pihaknya menemukan banyak literatur terkait banyak Kedubes negara sahabat di Indonesia yang memakai medsos sebagai media diplomasi terutama Instagram. Ia mencatat ada 33 negara sahabat yang menggunakan cara ini dengan usia medsos sangat beragam mulai dari dua bulan hingga delapan tahun. Mereka berusaha meraih kedekatan dengan masyarakat Indonesia.
Advertisement
BACA JUGA : Din Syamsudin Klarifikasi Kontroversi Kehadiran Dubes
“Berdasarkan pengamatan kami yang aktif misalnya Jepang, pertumbuhan followernya 4.500 per bulan. Yang diposting ternyata tidak selamanya sulit dicerna, tetapi bisa dinikmati followernya, misalnya postingan pak dubes adalah makanan-makanan Indonesia selalu dia foto lalu diposting, ada nasi goreng, karedok dan ini respons netizen luar biasa,” ungkap Fathul yang dipantau Harianjogja.com melalui akun Youtube Department of International Relations UII Senin (23/11/2020).
Ia menilai upaya itu mendapat respons positif dari warganet, unggahan lewat medsos ini sebagai salah satu upaya untuk mendekatkan negara tersebut dengan publik di Indonesia. Cara diplomasi untuk menarik perhatian tidak selamanya dikemas secara serius namun bisa melalui komunikasi ringan untuk menarik kedekatan.
“Ada yang baru dibuat Tiongkok umur dua bulan pertumbuhan followernya 880 tiap bulan. Bisa kita lihat bagaimana medsos dengan berbagai bentuk digunakan mendekatkan negaranya dengan publik Indonesia,” katanya.
BACA JUGA : Bule di Samping Prabowo Subianto Dikabarkan sebagai
Duta Besar Jepang Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Indonesia Y.M. Ishii Masafumi memang paling sering memosting makanan Indonesia. “Beberapa hari lalu, menu makan siang saya adalah mie bakar. Mie yang dibungkus dengan daun pisang lalu dibakar. Sejak dibawa masuk oleh staf saya, aromanya langsung menimbulkan nafsu makan. Warna daun pembungkusnya hijau yang indah, sehingga saya mengambil foto dengan hiasan motor berwarna sama,” tulis akun Instagram @ jpnambsindonesia pada 20 Agustus 2020 lalu.
Mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Rusia Wahid Supriyadi mengakui pendekatan budaya salah seperti yang dilakukan para dubes yang memosting kegiatan budaya atau kuliner memang sangat efektif. Pendekatan budaya menjadi sangat relevan dalam kondisi apa pun. Ia mencontohkan ketika ia berada di Australia pada 1998 silam, banyak orang Indonesia yang malu saat berada di negara Kangguru tersebut karena terjadinya aksi berujung kerusuhan.
BACA JUGA : Negara Sahabat Apresiasi Keterbukaan
“Tetapi waktu itu kita memiliki kekuatan yang justru berada di budaya, kalau orang melihat budaya kita, mereka tertarik dan mereka tidak akan menganggap bahwa bangsa kita adalah bangsa yang bar-bar,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Warga Terluka Saat Berdesak-desakan Buang Sampah di Depo Purawisata Jogja
- Ramai Aksi Lempar Sampah ke Truk, Pemkot Jogja Sebut Kesadaran Warga untuk Buang Sampah Tinggi
- Kebutuhan Internet di Tiga Sektor Ini Terbesar di DIY
- Progres TPS 3R Karangmiri Mengalami Perlambatan, Pengolahan Sampah Pemkot Jogja Bertumpu pada Nitikan
- Mengalami Era Baru Koneksi Internet dengan Izzi Life dari Life Media
Advertisement
Advertisement