Semalam, Terdengar 7 Kali Suara Guguran di Merapi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Suara gemuruh guguran dilaporkan terdengar tujuh kali di Merapi selama pemantauan pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB Senin (23/11/2020) hingga pemantauan pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB Selasa (24/11/2020).
Pada laporan pemantauan pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB Senin (23/11/2020) secara visual Gunung Merapi terlihat jelas namun asap kawah tidak teramati. Pada periode pengamatan ini dilaporkan suara guguran sebanyak empat kali dari Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan dan PGM Kaliurang. Pada periode ini terjadi gempa guguran sebanyak 11 kali, gempa embusan 25 kali, gempa fase banyak 121 kali dan gempa vulkanik dangkal 10 kali.
Advertisement
BACA JUGA : Gunung Merapi Luncurkan Guguran Material ke Kali Lamat
Sedangkan pada pengamatan antara pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB Selasa (24/11/2020) hari ini secara visual Gunung Merapi terlihat jelas, kabut antara 0-II hingga kabut 0-III. Kondisi asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi tinggi 50 cm dari atas puncak. Pada periode ini juga terdengar tiga kali suara guguran di Merapi yang dilaporkan oleh petugas di PGM Babadan. Adapun gempa guguran sebanyak 10 kali, gempa embusan sembilan kali, gempa fase banyak 91 kali dan gempa vulkanik dangkal dua kali.
Dengan demikian hari ini pada semalam antara pukul 18.00 WIB hingga 06.00 WIB dilaporkan guguran sebanyak tujuh kali di Merapi.
“[Pada periode pengamatan pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB juga dilaporkan adanya] Suara guguran terdengar tiga kali dari Pos Babadan,” ungkap Kepala BPPTKG Hanik Humaida Selasa (24/11/2020).
BACA JUGA : Merapi Siaga, 30 Dusun Ada di Daerah Bahaya, Ini Daftarnya
Sebelumnya guguran material vulkanik yang tergolong luncurannya cukup jauh selama 10 hari terakhir adalah pada Jumat 14 November 2020 lalu dengan jarak luncur dua kilometer mengarah ke Kali Lamat. Guguran ini terjadi pada pukul 06.15 WIB.
Terbaru guguran material vulkanik kembali meluncur dari puncak Merapi jatuh ke dalam kawah pada Minggu 22 November 2020 pukul 06.50 WIB. Material vulkanik di titik guguran ini disebut dengan istilah Lava 1954 karena merupakan material sisa erupsi pada tahun 1954.
Berdasarkan video berdurasi 29 detik yang dirilis BPPTKG Senin (23/11/2020) tampak material puncak secara perlahan runtuh yang diawali dengan pergerakan atau getaran tayangan. Getaran tersebut diduga sebagai bagian dari aktivitas kegempaan Merapi yang menimbulkan CCTV yang terpasang di Deles ikut bergetar.
BACA JUGA : HARIAN JOGJA HARI INI: Merapi Dipantau dengan Alat Terbaik
BPPTKG memastikan belum ada muntahan lava yang terjadi di Merapi sejak statusnya naik menjadi Siaga. Adapun guguran yang terjadi beberapa kali, bukan guguran lava namun guguran material vulkanik sisa erupsi sebelumnya.
Material guguran yang pernah meluncur merupakan material sisa erupsi seperti tahun 1948, 1884, 1888. Karena Ketika Merapi Meletus tidak semua material terlontarkan dan masih ada sisa di permukaan sehingga menjadi material vulkanik. Oleh karena itu Hanik memastikan, belum ada muntahan lava.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
Advertisement
Advertisement