Merapi Dinyatakan Masuki Fase Erupsi 2021, Begini Penjelasan Lengkap BPPTKG
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Gunung Merapi saat ini telah memasuki fase erupsi 2021. Hal tersebut disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam siaran informasi aktivitas terkini Gunung Merapi yang disampaikan secara daring pada Selasa (5/1/2021).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan jika sebelumnya Gunung Merapi telah mengalami fase erupsi pada tahun 2018 maupun tahun 2019.
Advertisement
"Secara teknis bisa kita katakan jika saat ini Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi tahun 2021," ujar Hanik Humaida saat memberikan keterangannya melalui siaran zoom pada Selasa (5/1/2021).
Fase erupsi Gunung Merapi tahun 2021 yang sudah dimulai ini masih dalam tahapan awal ekstrusi magma. "Meskipun, ini baru awal proses ekstrusi magma yang akan terjadi berdasarkan data seismik dan deformasi yang masih tinggi," sambung Hanik.
Lebih lanjut, fase erupsi yang terjadi di Gunung Merapi sendiri ditandai oleh sejumlah aktivitas yang terjadi di Gunung Merapi. Di antaranya, keluarnya magma dalam tubuh Gunung Merapi. Terlebih, titik api diam juga sudah terpantau di Gunung Merapi serta guguran lava pijar yang sudah terjadi. "Lava pijar muncul dari dasar Lava 1997. Hal tersebut menunjukkan munculnya titik api diam dan lava pijar," terang Hanik.
Selain titik api diam, Hanik membeberkan jika terdapat gundukan baru yang ada di Gunung Merapi. Letaknya berada di bibir kawah Lava 1997. Akan tetapi, Hanik belum bisa memastikan jika gundukan tersebut merupakan indikasi munculnya kubah lava di fase erupsi 2021.
"Keberadaan material baru ada di bibir kawah pada lava 1997 sebelah barat daya. Sehingga saat muncul langsung runtuh ke bawah. Lokasi Lava 1997 itu berada di bibir kawah, sehingga setiap ada material baru tidak bisa mengumpul dan kemudian runtuh," ungkap Hanik.
BACA JUGA: Kampus di Jogja Masih Kuliah Daring, Nasib SMA/SMK Bakal Sama
Adapun, Hanik menegaskan jika kubah lava tidak serta merta terbentuk di kawasan Lava 1997. Potensi terbentuknya kubah lava di tengah kawah juga masih ada. Prinsip dari munculnya kubah lava sendiri, lanjut Hanik, yakni mencari titik lemah dan saat ini titik lemah berada di Lava 1997.
"Kita harus perhatikan kalau berkembang, ya artinya ini kubah lava baru. Walaupun, kami masih harus pantau, karena ini secara fisik magma baru yang atasnya masih ada material lama. Di tengah kawah ada retakan. Jadi, masih ada kemungkinan kubah lava muncul di tengah kawah. Tapi ini masih awal," jelasnya.
Terkait dengan perilaku erupsi Gunung Merapi, Hanik juga tidak memungkiri perbedaan perilaku erupsi Merapi tahun 2021 jika dibandingkan dengan erupsi tahun 2006.
"Sekarang (fase erupsi 2021) ada indikasi magma ke permukaan tapi vulkanik dangkal dan deformasi masih terjadi. Sedangkan, erupsi 2006 adalah pada saat magma menuju permukaan, munculnya kubah lava itu gempa fase banyak (MP) masih meningkat tapi deformasi dan vulkanik dangkal berhenti," papar Hanik.
Berdasarkan catatan dari BPPTKG, Hanik menegaskan jika erupsi tahun 2021 tidak akan sebesar erupsi tahun 2010. "Dari data yang ada erupsi tidak lebih besar dari 2010," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Hari Ini Kejagung Kembali Periksa 5 Saksi dalam Kasus Impor Gula di Kemendag
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungi Pasar Prawirotaman, Mendag Pastikan Harga Minyakita Turun Pekan Ini
- Antisipasi Kecurangan Jelang Nataru, Mendag Budi Santoso Bakal Cek SPBU Seluruh Indonesia
- Gandeng PT Pos, KPU Gunungkidul Mulai Distribusikan 1.355 Boks Logistik Pilkada
- Pemda DIY Gelar Kelana Humas, Branding Sumbu Filosofi Lewat Lensa Kreatif Generasi Muda
- Dalam Sehari 3.000 APK Dicopot di Gunungkidul
Advertisement
Advertisement