Advertisement
Baru Diresmikan, Eskalator Pasar Prawirotaman Sudah Rusak

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Salah satu eskalator di Pasar Prawirotaman rusak. Padahal pasar perpaduan tradisional dan modern sekaligus pasar digital pertama di Jogja tersebut baru diresmikan awal Januari lalu.
Kerusakan eakalator terdapat di lantai satu menuju lantai dua atau dari blok barang basah seperti daging dan jajanan pasar menuju lantai dua yang digunakan untuk dagangan sayuran dan buah buahan. "Rusak sudah sekitar dua pekan lalu," kata Japari, 52, salah seorang pedagang sayuran di lantai II yang lokasinya dekat dengan eskalator yang rusak.
Advertisement
Dia tidak mengetahui pasti kerusakan eskalator tersebut. Namun ada akhir Februari eskalator yang rusak tersebut sempat diperbaiki pada pagi hari. Namun sore harinya kembali rusak. Kerusakan eskalator tersebut diakuinya cukup mengganggu bagi pedagang maupun pengunjung. Apalagi yang rusak adalah eskalator naik sehingga pedagang dan pengunjung kesulitan saat membawa barang dagangan atau belanjaan.
BACA JUGA: Pembebasan Lahan Proyek Tol Semarang - Demak Bermasalah
"Banyak pedagang dan pengunjung yang mengeluh kesel kalau bawa barang dagangan," kata Japari. Dia berharap eskalator yang rusak tersebut segera dierbaiki.
Senada disampaikan oleh Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Prawirotaman, Paryanto Abdur Rozak. Dari informasi yang dia peroleh ada kerusakan onderdil di bagian eskalator yang rusak dan perbaikan membutuhkan waktu lama. Kerusakan tersebut sudah dia sampaikan ke Dinas Perdagangan melalui lurah pasar setempat.
Menurut dia, sebenarnya ada lift atau alat untuk mengangkut orang dan barang yang digerakkan dengan tenaga listrik di bagian pojok pasar, namun lift yang disediakan dilarang untuk mengangkut barang banyak sehingga pedagang maupun pengunjung memanfaatkan eskalator untuk membawa barang.
Selain kerusakan eskalator, Paryanto menambahkan, keluhan lainnya yang dirasakan pedagang adalah tidak adanya sirkulasi udara di lantai satu. Padahal lantai satu merupakan barang basah seperti daging ayam, sapi, dan ikan basah. Pedagang rencananya akan membongkar sendiri jendela agar ada sirkulasi udara keluar masuk, "Supaya tidak bau. Kalau bagi pedagang bau sudah biasa tapi pengunjung kan terganggu," ucap Paryanto.
Kepala Dinas Perdagangan Jogja, Yunianto Dwisutono mengatakan kerusakan eskalator di Pasar Prawirotaman karena beban terlalu berat akibat sering digunakan untuk membawa barang dagangan atau barang belanjaan. Sebenarnya untuk belanjaan maksimal 100 kilogram tidak masalah, "Kalau lebih dari itu ya bisa rusak. Barang yang mestinya bisa diangkut tiga kali, ini dibawa sekali ya rusak," kata Yunianto.
Sejauh ini memang tidak ada pengawasan langsung di Pasar Prawirotaman. Pihaknya baru mengusulkan agar ada tim pengawas khusus bagi pedagang dan pengunjung Pasar Prawirotaman minimal empat orang. Pengawas akan mengawasi pedagang dan pengunjung supaya tidak seenaknya sendiri membawa barang dagangan lewat eskalator.
Lebih lanjut Yunianto mengatakan eskalator yang rusak sudah disampaikan kepada pemborong bangunan Pasar Prawirotaman karena pasar tersebut masih dalam proses perawatan atau belum diserahkan kepada Pemkot Jogja.
Namun, kerusakan tersebut belum bisa dierbaiki akibat onderdilnya yang langka dan harus mendatangkan dari luar negeri, "Alatnya dari luar negeri tidak bisa segera dieksekusi, jadi kesannya lama," ujar Yunianto. Dia berharap pedagang sama-sama menjaga fasilitas pasar demi kebaikan bersama. Jangan membawa barang dagangan terlalu banyak lewat eskalator.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Kulonprogo Lelang Jabatan Kepala Kesbangpol dan BPBD, Sekda: Penentu Akhir di Tangan Bupati
- DPAD DIY Gelar Festival Literasi Jogja 2025, Cek Tanggalnya di Sini
- Gempa Bumi Magnitudo 2-2,7 Guncang Wilayah Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul pada Kamis Pagi Ini
- Petani di Bantul Kesulitan Produksi Garam, Ini Penyebabnya
- Keputusan MK 135 Belum Jadi Solusi Persoalan Demokrasi Elektoral
Advertisement
Advertisement