Advertisement
Kejahatan di Jogja Naik Selama Pandemi, Kebanyakan Penipuan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Polresta Jogja menyebut angka kriminalitas cenderung meningkat di masa pandemi Covid-19. Kenaikan mencapai 5%, didominasi penipuan.
Kapolresta Jogja Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro mengatakan sampai dengan Maret lalu, kepolisian menerima ratusan laporan dugaan tindak pidana kriminal.
Advertisement
BACA JUGA: Terlilit Utang, Pegawai KPK Curi Barang Bukti Emas 1,9 Kg
"Pada Februari ada 58 kasus dan 52 kasus selesai. Sementara pada Maret ada 63 kasus yang masuk dengan 44 kasus selesai. Penipuan jadi kasus paling banyak," kata Kapolresta, Kamis (8/4/2021).
Dia mengatakan, maraknya kasus penipuan di masa pandemi ini disinyalir akibat kondisi perekonomian masyarakat yang belum sepenuhnya normal.
Sementara, kasus kejahatan jalanan atau yang biasa disebut klihtih diklaim berkurang. Namun, Purwadi belum memaparkan secara rinci jumlah penurunan tingkat kriminal kejahatan jalanan itu.
BACA JUGA: Enam Jam, Merapi Keluarkan 5 Kali Guguran Lava Pijar
Kasatreskrim Polresta Jogja Kompol Riko Sanjaya meminta masyarakat berhati-hati dan waspada saat melewati jalan yang cenderung sepi di malam hari guna mencegah tindak kejahatan jalanan. Selain itu, pemilik kendaraan bermotor juga diminta untuk awas dan memberi kunci ganda saat meninggalkan kendaraan miliknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
- Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Advertisement