Advertisement
300 Warga Jongke Sleman Diskrining Setelah Penemuan 35 Kasus Positif Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Padukuhan Jongke Kidul, Sendangadi, Mlati, Sleman menjadi klaster penularan covid-19 baru setelah ditemukan 35 warga positif dengna dua orang meninggal. Puskesmas Mlati bersama Satgas Covid-19 Kalurahan Sendangadi pun menggelar skrining masal untuk 300 warga selama dua hari.
Satgas Covid-19 Kalurahan Sendangadi, Parjiono, menjelaskan dari 35 kasus positif yang ditemukan di Jongke kidul, saat ini sebagian besar telah sembuh dan selesai menjalani isolasi mandiri. “Ada juga yang dibawa ke rumah sakit, tapi sudah pulang,” ujarnya, Kamis (22/4)/2021.
Advertisement
Sementara dua kasus meninggal kata dia, merupakan lansia dan memiliki komorbid. Klaster di Jongke Kidul bermula dari ditemukannya satu kasus di salahs atu keluarga pada 8 April lalu, yang kemudian secara bersamaan ditemukan pula sejumlah kasus lainnya oleh warga yang melakukan swab mandiri.
Menindaklanjuti banyaknya kasus positif ini, maka selama dua hari, Kamis dan Jumat (22-23/4/2021) digelar skrining masal di Gedung Serba Guna Jongke Kidul, dengan target 300 warga. “Undangannya 300, dibagi dua hari jadi satu hari 150 orang,” katanya.
Karena dari 35 kasus positif sudah sembuh, maka skrining ini menjadi upaya memutus rantai penularan covid-19 di Jogje kidul. Meski demikian tidak semua warga mengikuti skrining masal ini karena menurutnya beberapa warga sudah melakukan tes mandiri.
Untuk warga yang melakukan isolasi mandiri ia memastikan mendapatkan jaminan hidup berupa bahan makanan baik dari Satgas Covid-19 Kalurahan, padukuhan maupun warga secara swadaya. “Setelah ini jika ditemukan positif isolasi mandiri. Lalu pembatasan kegiatan sosial kemasyarakatan juga diperpanjang,” ungkapnya.
BACA JUGA: Larangan Mudik Mulai Berlaku, Pemudik yang Nekat Masuk Jogja Diwajibkan Lakukan Hal Ini
Kepala Puskesmas Mlati, Ernawati, menuturkan dua hari skrining mwlibatkan warga dari empat RT, yakni RT 4, RT 5, RT 6, RT 7 dan RT 8. Skrining dilakukan dengan tiga metode yakni rapid antibody, swab antigen dan swab PCR.
“Kalau kontak suah lama dites PCR mungkin negative. Makanya kalau lebih dari semuinggu kami tes antigen. Kalau masih dalam satu minggu kami rapid antibody. Kalau bergejala PCR. Kalau dari hasil antigen reaktif, lanjut ke PCR. Tadi juga ada yang lanjut ke PCR sementara empat orang,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Zulhas Berterima Kasih Kepada Prabowo karena Kursi PAN di DPR Bertambah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah se Dunia, Ini yang Dilakukan PMI DIY
- Muncul Wacana Kontrak Politik Balon Wali Kota Jogja Tangani Sampah 1 Tahun, Jika Tak Mampu Minta Maaf
- Jelang Hari Raya Iduladha, Dosen Peternakan UGM Bagikan Cara Simpan Daging Kurban
- Alat Deteksi Malnutrisi Karya Guru Besar UGM Bisa Digunakan Kurang dari Lima Menit
- Menjelang Iduladha, Pakar UGM Ingatkan Mikroba dalam Daging Kurban
Advertisement
Advertisement