Advertisement
GeNose Kembangkan Artificial Intelligence untuk Akurasi Screening
Advertisement
Harianjogja.com, DEPOK--Tim peneliti GeNose C19 mengembangkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dengan versi terbaru yakni 1.3.2 B6. Pengembangan ini diharapkan memudahkan operator juga meningkatkan akurasi skrining Covid-19.
Inventor GeNose C19, Dian Kesumapramudya Nurputra, menjelaskan dalam versi terbaru, AI GeNose C19 memiliki interface yang lebih ramah dan database yang lebih besar. “Database dari berbagai macam fasilitas kesehatan yang sudah di-cleansing, validasi, lalu diinjeksi melalui AI, untuk mempertajam akurasi,” ujarnya, Minggu (23/5/2021).
Advertisement
BACA JUGA : Hingga 23 Mei 2021, Sudah 63 Stasiun KAI Layani GeNose
Pada versi terbaru ini, operator juga bisa melakukan penilaian secara manual, dengan diberi akses pada tiga macam kurva. “Menanggapi permintaan user, pasien dan dokter, yang pengen tahu bagaimana kurva positif dan negatif. Bisa dijadikan bantuan bagi dokter atau nakes [tenaga kesehatan] yang ingin pelajari bentuk kurva dan proporsinya,” katanya.
Bersamaan dengan pengembangan AI ini, tim peneliti juga telah Menyusun buku manual untuk operator. “Kami juga update SOP [standard operational prosedur]. Kemarin kurang simple, kami sudah bikinkan yang sangat simple, dalam dua halaman. Sebelum pemakaian meluas, kami ingin pastikan operator bisa terapkan SOP,” kata dia.
Pengembangan AI kata dia, akan dilakukan secara rutin. Untuk itu user dianjurkan untuk selalu terkoneksi dengan operator untuk mengecek jika ada update. Tim peneliti juga akan selalu mensosialisasikan melalui media setiap ada perkembangan.
BACA JUGA : GeNose Akan Distandarisasi
Setelah sebelumnya melalui tahap uji diagnostic pre marketing, sebagai salah satu tahapan yang harus dilalui alat kesehatan, GeNose C19 saat ini bersiap akan melalui tahap uji diagnostic post marketing, yang validasi eksternalnya akan dilakukan oleh tiga universitas, yakni Universitas Andalas, UI dan Universitas Airlangga. Proses ini akan dimulai minggu depan.
“Validasi eksternal merupakan bagian dari uji diagnostik post marketing. Kalau diagnostic pre marketing dijalankan tim peneliti, diagnostic post marketing dilakukan oleh tim independen. Hal ini diperlukan untuk mengkonfirmasi bagaimana hasil performance alat itu jika diimplementasi dalam kondisi riil. Tentu berbeda karena saat penelitian semua terkontrol,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Soal Polemik Surat Pengunduran Diri 4 Caleg, Ini Jawaban Ketua DPC PDIP Klaten
- Diikuti 1.000 Peserta, Keraton Solo akan menggelar Tradisi Malem Selikuran
- Nekat Buat Konten Aniaya Kucing Biar Viral, Dua Warga Jepara Ditangkap Polisi
- Jamin Kesehatan Siswa, Yayasan Warga Surakarta Akan Bangun Kantin Sehat
Berita Pilihan
Advertisement
Ditangkap di Kontrakannya, Begini Tampang Pelaku Pemerasan Penumpang Grab Car
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Masjid di DIY Menerima Dana Zakat Mal yang Dihimpun dari Para Dokter
- Gelar Rakerda, BKKBN DIY Optimalkan Target Program Bangga Kencana
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
Advertisement
Advertisement