Advertisement
DPMPT Bantul Jembatani UMKM dengan Eksportir
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Bantul terus berupaya mewadahi UMKM Bantul menuju sejahtera dengan berbagai strategi. Paling anyar, sejumlah UMKM diajak Temu Bisnis dengan penyedia jasa layanan ekspor salah satunya adalah PT Out of Asia (OOA).
Kepala Bidang Penanaman Modal DPMPT Bantul, Tri Murdianani menyampaikan pada 2021, dinasnya memfasilitasi kemitraan antara UMKM dengan penyedia jasa layanan ekspor. "Di PT OOA berbagai kerajinan bisa dilakukan ekspor. Kemarin yang kami lakukan adalah kemitraan di bidang handycraft anyaman," terangnya, Kamis (1/7/2021).
Advertisement
"Harapan kami terjadi deal kemitraan sesuai dengan program yang diberikan dari PT. OOA dengan melihat pangsa pasar yang ada di luar. PT. OOA juga melakukan pendampingan kepada para pelaku usaha yang memang mau melakukan mitra dan barangnya akan di ekspor. Intinya terjadi deal kemitraan antara UMKM dengan PT. OOA," tambahnya.
Dijelaskan Tri, sebenarnya saat ini para pengrajin anyaman sudah memiliki pasarnya tersendiri, baik melalui online maupun offline. Kemitraan yang diinisiasi DPMPT Bantul bertujuan untuk memperluas pasar yang telah ada.
"Ini dalam rangka memperluas pangsa pasar UMKM. Jadi sebetulnya mempunyai pasar. Hanya saja kami berharap pasar mereka semakin luas dengan bermitra dengan penyedia layanan ekspor," ujarnya.
Dari segi kualitas Tri menjelaskan, para UMKM yang berminat melakukan ekspor nantinya bisa melakukan pendampingan kualitas dari mulai ukuran, desain, bahan baku, juga masalah mutu dan kualitas.
"Kalau barang-barang itu sudah masuk ke PT. OOA, maka mereka akan melakukan pendampingan, termasuk kontinuitas produknya," tandasnya.
Human Resource Department (HRD) PT. OOA, Budi Karyati, menyampaikan bila Temu Bisnis diharapkan membuat UMKM mempunyai media untuk menjual produksinya ekspor ke luar negeri. UMKM bisa membuat kerajinan sesuai tren yang tengah diminati pasar. "Tahun ini kita keranjang [basket] yang lagi ngetren. Bahan bisa dari mindong, enceng, bambu, rotan maupun lainnya," ujarnya.
Tak main-main, melalui PT. OOA produk kerajinan Bantul bisa diekpor ke Amerika hingga Eropa. "Kita 90 persen ke Amerika, untuk 10 persennya ke Eropa. Kalau kemarin pas lagi booming Novemver lalu, kita sampai 59 kontainer kira kirim. Itu November saja," terangnya.
Di sisi lain pangsa pasar kerajinan anyaman sangat diminati luar negeri, sayangnya produksi UMKM Bantul belum memenuhi kebutuhan pasar. Melalui kemitraan diharapkan kebutuhan pasar dapat tertutup dengan UMKM yang bermitra dengan PT. OOA.
"Produksi Bantul bagus, cuma kadang kita ngambil luar Bantul karena kita memenuhi kapasitas pesanan. Kalau hanya ngambil di Bantul aja kita kurang kapasitasnya. Harusnya diperbanyak lagi jadi kita enggak harus ngambil keluar Bantul," tandasnya.
Dari 25 peserta UMKM Temu Bisnis ternyata ada beberapa yang sudah bergabung dengan PT. OAA. "Sisa peserta lainnya ternyata minat juga, kemarin kita sudah mengirimkan sample untuk mendokumentasi, yang harus dibuat UMKM untuk melakukan kerja sama," tambahnya.
"Yang jelas selain bisa meningkatkan kapaitas permintaan cukup dari Bantul saja, kita bisa meningkatkan taraf hidup warga Bantul juga. Juga produk Bantul bisa go internasional," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Muncul Aksi Unjuk Rasa di Kantor KPU DIY
- Danais Kembali Dikucurkan untuk Mendukung Program Becak Listrik di 2024
- Heroe Poerwadi Kumpulkan Berkas Pendaftaran Cawali ke DPD Golkar Kota Jogja
- Kereta Api Terlambat, Daops 6 Yogyakarta Minta Maaf
- PENINGKATAN KAPASITAS SDM WISATA: Dispar DIY Gelar Pelatihan Penyelenggaraan Event
Advertisement
Advertisement