Advertisement
Petani Gunungkidul Panen Raya Singkong, Produksi Ditarget 832.000 Ton
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Petani di Gunungkidul mulai panen raya singkong. Dinas Pertanian dan Pangan pun berharap panen di tahun ini bisa menembus 832.000 ton singkong atau ubi kayu.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, hasil pendataan yang dilakukan, di tahun ini ada lahan seluas 44.025 hektare yang ditanami singkong. Adapun penanaman sudah dilakukan sejak awal tahun dan sekarang sudah mulai memasuki panen raya.
Advertisement
Menurut dia, belum ada upaya pengubinan untuk menentukan besaran produktivitas singkong di tahun ini. Meski demikian, menurut Raharjo, produktifitas panen bisa mencapai 17 ton hingga 21 ton per hektarenya.
Baca juga: Hendak Menyalip, Pengendara Motor Tewas Tertabrak di Jalan Godean
“Dengan perhitungan yang ada diperkirakan panennya bisa mencapai 832.000 ton,” katanya, Minggu (21/8/2021).
Raharjo menuturkan, tanaman singkong merupakan komoditas unggulan selain padi. Untuk penanaman hampir merata di seluruh wilayah di Gunungkidul. Meski demikian, banyak petani yang menanam dengan model tumpang sari sehingga ada komoditas singkong ditanam bersama dengan tanaman pangan lainnya seperti padi, kacang atau lainnya.
“Masa tanamnya lebih lama. Jadi, agar tetap produktif dilakukanlah cara penanaman tumpang sari,” katanya.
Baca juga: 476 Nakes di Kulonprogo Sudah Disuntik Vaksin Moderna
Ia pun optimistis target panen singkong ini bisa terpenuhi dan hasilnya dapat dinikmati para petani. “Sama seperti produksi padi yang surplus. Untuk singkong saya yakin hasilnya juga akan bagus. Untuk panenya akan berlangsung mulai Agustus hingga September,” katanya.
Ia menambahkan, usai panen singkong ini, para petani akan mulai mempersiapkan untuk masa tanam pertama di awal musim hujan. “Siklusnya di Gunungkidul, masa tanam pertama didominasi padi. Sedankang untuk masa tanam kedua dan ketiga, padi tak lagi dominan karena petani banyak yang memilih tanaman lain seperti kacang, jagung, kedelai hingga singkong,” katanya.
Salah seorang petani asal Bulurejo, Kapanewon Semin, Basar mengatakan sudah mulai memanen singkong yang ditanamnya, sejak awal tahun. Menurut dia, masa pemeliharaan singkong sekitar delapan bulan sehingga lahan yang dimiliki tidak hanya ditanami satu jenis tanaman.
“Saya gunakan model tumpang sari. Selain singkong yang ditanam, ada juga tanaman lain seperti kedelai dan kacang,” katanya.
Basar mengakui dengan model tumpang sari, maka petani bisa tetap produksi, sambil menunggu singkong yang ditanam bisa dipanen. “Ya kalau hanya singkong saja, pasti akan rugi karena waktu tanamnya lama,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Lima Satwa Berbagai Spesies Lahir di Beberapa Taman Safari di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, Dispar Kulonprogo Gelar Atraksi Budaya
- Pecah Konsentrasi Wisatawan, Dispar Gunungkidul Inventarisasi Event Nataru
- Usung Tema Metanoia, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-19 Resmi Dibuka
- Turun dari Tahun Ini, Target Pendapatan di APBD DIY 2025 Disepakati Rp5,4 Triliun
- Pemenang Pilkada Sudah Terlihat, Pemda DIY Tetap Minta Paslon Tunggu Hasil Resmi KPU
Advertisement
Advertisement