Advertisement
Jelang Musim Hujan, BPBD Kulonprogo Normalisasi Saluran Air dan Sungai

Advertisement
Harianjogja.com, WATES-Potensi bencana hidrometeorologi di wilayah bumi binangun menjadi perhatian BPBD Kulonprogo seiring dengan mulai masuknya musim hujan yang menurut prediksi BMKG terjadi pada Oktober dan November. Upaya mitigasi dilakukan untuk meminimalisir bencana agar tidak memakan korban jiwa.
Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo Joko Satyo Nugroho mengatakan salah satu upaya mitigasi yang dilakukan oleh jawatannya adalah dengan melaksanakan upaya normalisasi sejumlah saluran air maupun sungai yang ada di wilayah Kulonprogo.
Advertisement
"Upaya normalisasi terlebih dahulu berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Serayu Opak [BBWSO]. Normalisasi sejumlah saluran air maupun sungai bertujuan untuk menghindari terjadinya banjir yang berpotensi menimbulkan bencana lainnya," kata Joko Satyo pada Kamis (16/9/2021).
Berdasarkan catatan dari BPBD Kulonprogo, terdapat enam wilayah yang berpotensi terjadi bencana banjir. Wilayah tersebut terdiri dari kapanewon Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Pengasih dan Temon. Jawatannya sampai saat ini terus melakukan upaya normalisasi di sejumlah titik.
Baca juga: Dinas Pariwisata Gunungkidul Sosialisasikan Pembukaan Objek Wisata
"Sejak 2019, lalu kami telah fokus terhadap upaya mitigasi di wilayah rawan banjir. Upaya yang dilakukan dengan membentuk desa tangguh bencana [destana]. Tujuannya, masyarakat bisa melakukan mitigasi secara mandiri maupun membuat rencana kontijensi sesuai dengan potensi bencana yang ada di wilayahnya masing-masing," ujar Joko Satyo.
Lebih lanjut, BPBD Kulonprogo juga telah bekerjasama dengan Pemda DIY membuat rencana kontijensi penanganan banjir di wilayah bumi binangun. Hasilnya, kabupaten Kulonprogo rencananya mendapatkan alokasi penanganan bencana skala besar melalui anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) sebesar Rp16 miliar.
"Sementara ini kami menggunakan rencana kontijensi banjir milik Pemda DIY. Padahal, seharusnya kami membuat rencana kontijensi penanganan banjir sendiri. Namun, kami terkendala dengan anggaran yang dimiliki oleh BPBD Kulonprogo," ujar Joko Satyo.
Kategori Ringan
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo Edi Wibowo, mengatakan berdasarkan catatan dari jawatannya kategori banjir yang kerap terjadi di wilayah bumi binangun masuk kategori ringan hingga sedang. Adapun, pada awal November nanti BPBD Kulonprogo bakal menggelar rapat koordinasi penanganan potensi bencana hidrometeorologi.
"Mayoritas [banjir] hanya didominasi genangan yang bakal menyurut dalam beberapa jam. Untuk kondisi di Kulonprogo, banjir hanya bersifat genangan dan berlangsung sekitar dua jam. Setelah itu normal kembali," imbuh Edi.
BMKG memprediksikan musim hujan 2021/2022 pada 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah diprakirakan mengalami awal musim hujan 2021/2022 pada kisaran bulan Oktober dan November 2021 sebanyak 232 ZOM atau 67,8% dari 342 ZOM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement