Advertisement
Dinkes Sleman Mulai Antisipasi Munculnya Gelombang Ketiga Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman terus menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan munculnya gelombang ketiga panularan Covid-19. Selain terus menggenjot kegiatan vaksinasi, Dinkes juga mengingatkan soal protokol kesehatan kepada masyarakat.
Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama mengatakan penularan virus Corona di Sleman saat ini terus melandai. Meski begitu, katanya, Dinkes tetap mewaspadai potensi munculnya gelombang ketiga yang menurut sejumlah pengamat bisa muncul pada akhir tahun ini.
Advertisement
"Strateginya dengan tetap memperkuat prokes, percepatan vaksinasi dengan kegiatan jemput bola, nanti yang melakukan Puskesmas. Selain itu, kami juga selalu mengingatkan masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan," kata Cahya, Selasa (12/10/2021).
Cahya mengatakan, penurunan level PPKM memang berdampak pada pelonggaran aktivitas masyarakat. Misalnya banyak daerah sudah membuka kegiatan wisata secara terbatas dan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Pelonggaran tersebut katanya berdampak pada mobilitas masyarakat.
Baca juga: Covid-19 DIY Tambah 33 Kasus, Positivity Rate 0,44 Persen
"Ini musim-musim yang harus diwaspadai bersama. Tidak hanya Nataru dan Lebaran. Sebab ada mahasiswa yang masuk dan sebagainya karena pergerakan virus akan berbanding lurus dengan pergerakan orangnya," kata Cahya.
Untuk itu, lanjut dia, Dinkes juga selalu mengingatkan Satgas mulai tingkat kapanewon hingga level terbawah untuk selalu mewaspadai potensi gelombang ketiga dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. "Berdasarkan zonasi epidemiologi tingkat kalurahan di Sleman per 10 Oktober 2021 menunjukkan gambaran yang baik," kata Cahya.
Saat ini hanya ada tiga kalurahan yang masuk zona merah. Meliputi, Caturtunggal, Hargobinangun dan Harjobinangun. Zona oranye antara lain Pakembinangun, Purwomartani dan Margorejo. "Yang zona hijau sudah banyak. Sebelumnya zona kuning saat ini sudah banyak yang hijau," ujarnya.
Penghuni Selter Berkurang
Demikian pula jumlah penghuni isolasi terpadu atau selter yang terus berkurang. Misalnya di Asrama Haji hanya ada satu pasien, di Rusunawa Gemawang tak ada pasien, rusunawa UII tidak ada pasien dan asrama Unisa sudah ditutup. "RSDK Covid juga sudah ditutup sementara untuk efesiensi. Untuk SDM nya kami berdayakan untuk kegiatan vaksinasi" kata Cahya.
Kepala RSDKC Respati Tunggul Birowo mengatakan dari kapasitas 50 bed pasien untuk penanganan Covid-19, saat ini tidak ada pasien yang menggunakan layanan di rumah sakit tersebut. "Tidak ada pasien [yang dirawat]. Untuk sementara operasional rumah sakit ini ditutup sementara," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Boyolali Kembali Diguyur Hujan Sore Ini, Simak Prakiraan Cuaca Sabtu 27 April
- Prakiraan Cuaca Klaten Sabtu 27 April: Pagi Cerah Berawan, Sore Hujan
- Bersahabat! Tidak Ada Hujan di Wonogiri pada Prakiraan Cuaca Sabtu 27 April
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Top 7 News Harianjogja.com, Jumat 26 April 2024 dari soal Sampah hingga Gugatan ke KPU
- Waspadai Potensi Hujan Lebat dan Petir Siang Ini di Jogja dan Sekitarnya
- Punya Inovasi 5 Klaster, Rejowinangun Masuk Lima Besar Kelurahan Terbaik Se-Kota Jogja
- AHY Menegaskan Tidak Akan Ada Lagi Asal Menggusur di IKN
Advertisement
Advertisement