Advertisement
Tak Perlu Dicolok Hidung, Tes Usap untuk Anak & Lansia di Jogja Bakal Diubah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Pemerintah Kota Jogja bakal segera menerapkan layanan tes usap ramah anak dan lanjut usia (lansia) guna mengoptimalkan 3T yakni pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment).
Tes usap yang selama ini digunakan yakni dengan pengambilan sampel dari hidung dan tenggorokan disebut kurang nyaman bagi anak dan lansia sehingga dikhawatirkan menghambat upaya pemeriksaan atau testing.
Advertisement
"Kami lagi cari juga alat swab atau PCR yang ramah kepada anak dan lansia yang menggunakan air liur dan tidak perlu dicolok lagi, kalau anak dicolok kan pengalaman yang tidak bagus bagi mereka dan nantinya mereka juga jadi takut kalau dilakukan tes," ujar Walikota Jogja, Haryadi Suyuti, Kamis (18/11/2021).
BACA JUGA: Pembunuh Perempuan yang Ditemukan di Jalan Kaliurang Masih Misterius
Haryadi mengatakan, penerapan layanan ini nantinya menyasar para pelajar sekolah dan para lansia. Pihaknya tengah mengupayakan agar ketersediaan alat tes rampung dan bisa digunakan dalam waktu dekat. Upaya ini juga sebagai salah satu cara dalam mengendalikan pandemi Covid-19 di wilayah setempat. Sebab, munculnya klaster sekolah di sejumlah tempat di DIY belakang ini membuat Pemkot Jogja khawatir akan menyebar ke sekolah lain di tempatnya.
"Ini sedang kita kembangkan dan cari barangnya, mudah-mudahan sudah dapat izin dari otoritas kesehatan supaya bisa operasi ini yang metode air liur," kata Haryadi.
Di beberapa daerah, layanan tes usap dengan metode ini telah digunakan. Layanan ini disebut dengan PCR Saliva Based Testing yang menggunakan alternatif tes PCR berbasis air liur. Tingkat akurasinya pun disebut tak berbeda jauh dengan layanan tes usap dengan metode pengambilan sampel dari hidung dan tenggorokan. Namun sedikit berbeda, sebelum melakukan pemeriksaan PCR berbasis saliva diwajibkan untuk berpuasa makan dan minum selama satu jam.
"Kebutuhannya tentu seluruh pelajar. Baik yang penduduk Jogja maupun yang non Jogja atau aktivitas di Jogja. Termasuk juga pelajar tadi," jelas Haryadi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Emma Rahmi Aryani mengatakan, penggunaan alat ini nantinya sangat berguna dalam meningkatkan angka testing khususnya bagi anak dan lansia. Melandainya kasus Covid-19 di wilayah setempat sejak beberapa bulan terakhir disebut Emma mesti pula diiringi dengan peningkatan testing agar penanganan pandemi Covid-19 kian optimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tegas! Menhub Pastikan Kebijakan Zero ODOL Berlanjut, Lebih Cepat Lebih Baik
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Libur Sekolah, Museum Sandi Ramai Dikunjungi Wisatawan Keluarga
- Leptospirosis di Jogja Meningkat Signifikan, Ada 18 Kasus dengan Lima Kematian
- Asrama Sekolah Rakyat BBPPKS Purwomartani Sleman Siap Ditempati, Begini Fasilitasnya
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Naik dari Stasiun Tugu Turun di Palur, Rabu (9/7/2025)
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Rabu (9/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement
Advertisement