Advertisement
Hindari Perilaku Negatif, Tingkatkan Fungsi Keluarga
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Untuk mengantisipasi berbagai persoalan yang muncul khususnya pada generasi muda seperti kejahatan jalanan dan lainnya, keluarga harus meningkatkan fungsinya. Keluarga memiliki peran penting dalam mengarahkan dan mencegah tindakan negatif anak.
Hal ini disampaikan dalam Sosialisasi Fungsi Keluarga, hasil kerja sama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten (DP3AP2KB) Sleman dan DPRD DIY yang digelar di Kalurahan Sidoluhur, Kapanewon Godean, Selasa (23/11/2021).
Advertisement
Lurah Sidoluhur, Hernawan Zudianto menuturkan di wilayahnya selama beberapa waktu terakhir terjadi dua kasus kekerasan yang melibatkan remaja. Atas dua kasus ini, ia mengimbau orang tua agar lebih memperhatikan anaknya dengan meningkatkan fungsi keluarga.
Menurutnya, ada empat hal yang memengaruhi perilaku anak, yakni ketika berada dalam kandungan, di dalam keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan luar. Pada fase lingkungan luar inilah, biasanya anak rawan mendapat pengaruh negatif. “Terjadinya kasus ini disebabkan ketidakpedulian keluarga kepada anak. Maka, fungsi ketahanan keluarga harus dimulai dari keluarga. Selalu komunikasi dengan anak, dengan ponsel dihubungi ada di mana. Kalau sudah lepas, le nata angel [susah mengaturnya lagi],” ungkapnya.
Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga DP3AP2 DIY, Hera Aprilia mengatakan setiap keluarga pasti memiliki masalah, sehingga peningkatan ketahanan keluarga dengan memaksimalkan fungsi keluarga sangat penting untuk meminimalkan masalah keluarga. “Bukan hanya tugas pemerintah tapi tugas semua karena keluarga adalah yang paling dekat dengan anak-anak. Anak-anak itu peniru orang yang di sekitarnya. Jadi fungsi kita bagaimana memberikan pendidikan dan pengasuhan yang baik kepada anak-anak,” katanya.
Minimnya fungsi keluarga khususnya komunikasi antara orang tua dengan anak dapat menyebabkan anak menjadi liar atau bisa juga malah menjadi introvert atau pendiam. “Orang tua di rumah tapi tidak ada komunikasi sehingga anaknya juga di kamar, dia jadi anak yang pendiam, tidak bisa bersosialisasi,” ungkapnya.
Ia menyarankan setiap keluarga memiliki family time atau waktu yang berkualitas khusus untuk keluarga. Family time menjadi salah satu media paling efektif untuk bisa merekatkan hubungan, komunikasi dan keharmonisan antar anggota keluarga. Dalam family time, setiap anggota keluarga bisa saling bercerita dan saling merespons. “Bisa berbagai pengalaman dan saling menyemangati. Ini juga bisa digunakan misalnya bapak suka sepeda, jangan sendirian, tapi ajak istri dan anak,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement