Advertisement
Transformasi Informasi Lewat Srawung Kariyo Bakul

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menggelar diskusi Srawung Kariyo Bakul di Hboutique Hotel yang disiarkan secara daring melalui laman Youtube Disperindag DIY, Senin (6/12/2021).
Dalam diskusi yang bekerja sama dengan Harian Jogja tersebut ada dua tema yang dibahas yakni Pemanfaatan Limbah Kayu untuk Meningkatkan Nilai Tambah Produk dan Mengurangi Pencemaran Limbah serta Meningkatkan Nilai Tambah Produk Olahan Bambu dengan Teknik Laminasi.
Advertisement
Pada diskusi Pemanfaatan Limbah Kayu untuk Meningkatkan Nilai Tambah Produk dan Mengurangi Pencemaran Limbah dihadirkan tiga narasumber berbeda, yakni penyuluh Perindag DIY Riza Arfani, dosen ISI Yogyakarta Sumino, dan pelaku usaha industri kecil menengah (IKM) Puswanto.
Penyuluh Perindag DIY Riza Arfani mengatakan sejauh ini jawatannya terus mendampingi IKM terkait dengan pemanfaatan limbah kayu untuk meningkatkan nilai tambah sekaligus mengurangi pencemaran limbah.
Namun, ada keterbatasan sumber daya manusia yang membuat jawatannya tidak bisa berkelanjutan dalam pendampingan. Padahal keberadaan IKM cukup banyak di DIY dan berpotensi untuk meningkatkan nilai tambah.
"Namun, setidaknya kami telah berusaha. Kami harus terus berbagi kepada teman-teman IKM terkait dengan hal ini. Tujuannya, semua bisa merasakan," katanya.
Riza berharap agar para IKM bisa berkoordinasi dengan jawatannya. Dengan harapan, nantinya para IKM bisa mendapatkan transformasi pengetahuan dan pelatihan terkait meningkatkan nilai tambah sekaligus mengurangi pencemaran limbah kayu. "Kepada teman-teman kami minta sering ke Dinas [Disperindag DIY]. Dan bisa komunikasi dengan penyuluh dinas. Bisa bicara soal IT ataupun produksi juga," jelasnya.
Sementara Dosen ISI Yogyakarta dan praktisi kriya seni, Sumino, mengatakan meskipun limbah kayu, namun hal itu memberikan nilai lebih. "Agar memiliki nilai lebih, maka perlu desain yang menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Dan, dari dinas baru akhir ini telah bekerja sama dengan kami mengover untuk masalah pengemasan ke IKM," jelasnya.
Pelaku IKM Puswanto, mengatakan sejatinya telah lama memanfaatkan limbah kayu menjadi bernilai tinggi. Hal ini diperlihatkan dengan produksi produk meja makan dan kursi tamu serta gagang pintu.
"Kami juga berterima kasih karena ada pelatihan dari Dinas untuk pemanfaatan limbah kayu. Sejauh ini, kami melihat pelatihan tersebut berfungsi dan bermanfaat sekali bagi kami," ucap Puswanto.
Sementara, diskusi Meningkatkan Nilai Tambah Produk Olahan Bambu dengan Teknik Laminasi, dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD DIY RB Dwi Wahyu B, dosen ISI Yogyakarta Febian Wisnu Adi dan Taryono, pelaku IKM bambu.
Dalam diskusi yang digelar siang hari tersebut, Taryono mengaku sejauh ini pelatihan dan pendampingan dari Disperindag DIY telah dilakukan. Begitu juga dengan upaya pendampingan untuk pemasaran produksi juga telah dilakukan.
"Hanya saja, produksi sejauh ini masih sebatas standardisasi lokal. Begitu juga dengan inovasi desain, untuk itu ke depan perlu adanya upaya agar produk ini bisa diterima di pasar nasional maupun internasional," jelasnya.
Wakil Ketua DPRD DIY RB Dwi Wahyu B menyatakan sejauh ini DPRD DIY terus mendorong IKM untuk bisa memasarkan produknya ke kancah nasional maupun internasional. Selain pelatihan, pendampingan untuk pemasaran, perlu adanya legalitas produk yang dipasarkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jumlah Pekerja Terkena PHK Meningkat 5 Kali Lipat, Didominasi Sektor Manufaktur
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 10 April 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja
- Perlu Sinergitas Semua Pihak Dalam Atasi Kemiskinan di DIY
- Angka Kriminalitas dan Kecelakaan di Bantul Meningkat Selama Libur Lebaran 2025
- Pengadaan Insinerator Butuh Rp200 Miliar, Kapasitas Pengolahan Sampah Capai 50 Ton per Jam
- Dishub DIY Catat 4,9 Juta Pergerakan Kendaraan Selama Libur Lebaran 2025
Advertisement