Advertisement

Waduh...Warga Miskin di Gunungkidul Semakin Bertambah Banyak

David Kurniawan
Selasa, 28 Desember 2021 - 16:57 WIB
Bhekti Suryani
Waduh...Warga Miskin di Gunungkidul Semakin Bertambah Banyak Ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Jumlah warga miskin di Gunungkidul bertambah sekitar 0,67% dibandingkan dengan data 2020. Pandemi Covid-19 diduga menjadi biang bertambahnya warga miskin di Bumi Handayani.

Hasil perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah keluarga miskin di Gunungkidul di tahun ini ada 17,69%. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan capaian di 2020 yang jumlahnya sebesar 17,07%.

Advertisement

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul, Saptoyo membenarkan adanya pertambahan jumlah warga miskin di Gunungkidul. Ia berdalih pandemi Corona menjadi salah satu faktor yang membuat upaya penurunan kemiskinan belum bisa optimal.

“Sangat berpengaruh karena sebelum pandemic angkanya terus turun, tapi sejak wabah ini melanda memberikan pengaruh terhadap upaya pengentasan kemiskinan yang dimiliki pemkab,” kata Saptoyo, Selasa (28/12/2021).

BACA JUGA: Tak Punya Duit, 2 Remaja di Bantul Nekat Curi Kambing

Bertambahnya warga miskin di Gunungkidul bukan hanya terjadi di tahun ini. Pasalnya, di 2020 lalu juga terjadi hal yang sama. Di 2019 jumlahnya sebesar 16,61%, namun setahun berikutnya bertambah menjadi 17,07%.

Saptoyo pun memastikan upaya pengentasan dan penanggulangan akan terus dilakuan. Meski belum menyebutkan nominal pasti anggaran berkaitan dengan progam penanggulangan, namun sejumlah program sudah disusun untuk dikerjakan di 2022.

“Upaya pengentasan dilakukan lintas sektor dengan melibatkan organisasi perangkat daerah di lingkup pemkab,” katanya.

Adapun program kemiskinan yang disusun tidak terlalu berbeda dengan pelaksanaan di tahun ini. Sebagai contoh, pemkab masih mengalokasikan anggaran untuk mengcover pembiayaan iuran BPJS kesehatan sebagai upaya memberikan jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu.

Upaya pengentasan juga menyasar untuk perbaikan rumah tak layak huni, penyediaan sanitasi lingkungan mulai dari program jambanisasi hingga pembuatan septictank untuk warga. Selain itu, untuk penguatan ekonomi ada pendampingan kelompok pertanian, kelompok usaha bersama hingga program industry kecil menengah.

“Programnya sama [dengan tahun lalu], tapi indikator dan sasaran yang berubah. Output dari program ini nantinya ke pelatihan mapun pendampingan ke masyarakat,” katanya.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul, Ari Siswanto mengatakan, bertambahnya jumlah keluarga miskin merupakan tantangan untuk bupati agar jumlah warga miskin bisa kembali turun. Selain itu, Ari berharap ada inovasi program sehingga upaya pengentasan dapat diaksimalkan dan tidak sebatas menjalankan program rutin.

“OPD harus lebih fokus sehingga output dari kegiatan jelas dan berdampak nyata bagi masyarakat,” katanya.

Ari pun meminta data kemiskinan dicermati secara teliti sehingga benar-benar valid karena menyangkut dengan program yang akan dilaksankan. “Ekonomi maju akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat. Jadi, bupati harus mengambil peran terhadap upaya pengentasan melalui program-program unggulan yang dimiliki seperti pengembangan wisata hingga investasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement