Advertisement

Mengenal Qzruh, Geng Legendaris Kota Jogja yang Masih Eksis Sampai Sekarang

Sunartono
Senin, 24 Januari 2022 - 15:27 WIB
Budi Cahyana
Mengenal Qzruh, Geng Legendaris Kota Jogja yang Masih Eksis Sampai Sekarang Sejumlah sesepuh geng legendaris Jogja Qzruh saat berfoto bersama Qzruh Reborn dan peserta memancing bersama di Embung Langensari, Gondokusuman, Kota Jogja, Minggu (23/1/2022). - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Membahas kelompok geng legendaris di Kota Jogja tidak bisa lepas dari sebuah nama, Qzruh. Kelompok ini ada sampai sekarang. Jika dahulu hobinya kontak fisik, tawuran, lalu bagaimana dengan saat ini? Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Sunartono.

Qzruh. Ini akronim dari Qita Zuka Ribut untuk Hiburan. Dari rangkaian kalimatnya saja sudah ada niat membuat keributan. Lewat nama, kelompok ini menyetempel dirinya suka dengan keributan untuk bersenang-senang. Gerombolan ini menjadi salah satu dari sejumlah nama geng legendaris di Kota Jogja. Pernah ikut mewarnai dunia kekerasan jalanan di Kota Gudeg, berjaya di era 1980 hingga 1990-an. Ditakuti tentunya.

Advertisement

BACA JUGA: Ini Penyebab Klithih Menurut Sosiolog UGM

Konon, di era dahulu kelompok ini memiliki daerah kekuasan yang dibatasi oleh rel kereta api yang membelah Kota Jogja. Qzruh kala itu memiliki wilayah di bagian utara rel kereta api atau kerap disebut dengan jalur utara, sedangkan di wilayah selatan kekuasaan geng lain.

Di era 1980 hingga 1990-an, tempat nongkrong geng ini berada di kawasan Bioskop President berada di Jalan Jenderal Sudirman (saat ini Galeria Mall dan Hotel Novotel) hingga kawasan Jalan Urip Sumoharjo. Kelompok ini secara resmi didirikan dengan nama Qzruh pada Juli 1983.

“Karena sering diwarahi [berkomunikasi] kisruh wae po piye [ramai saja atau bagaimana?] gitu, Sebenarnya kita kumpul-kumpul itu tidak ada apa-apa, suwe-suwe yowes gawe geng wae Qzruh [lama-lama jadi sepakat membuat geng Qzruh,” kata sesepuh Geng Qzruh, Bayu Wempi Pribadi, saat berbincang dengan Harian Jogja di sela-sela kegiatan Mancing Gratis yang digelar Qzruh Reborn di Embung Langensari, Minggu (23/1).

“Waktu itu tahun 1983 bulan Juli, saya sekitar umur 14 tahun,” katanya meyakinkan soal waktu pendirian geng tersebut.

Pria yang dikenal dengan nama jalanan Slamet Bejlok ini menjadi salah satu sesepuh geng yang aktif sejak awal pendirian, di luar tokoh lain seperti Darto, Wawan Parjeng, Gombloh dan Londo. Pria kelahiran 1969 ini tak menyangka nama Qzruh begitu melegenda di Kota Jogja. Bahkan banyak masyarakat me-mention kembali Qzruh ketika kasus klithih sedang hangat-hangatnya.

Wempi, sapaan akrab, tidak menampik di masa lalu, gengnya sering berkaitan dengan kekerasan jalanan. Ada kebiasaan keliling di jalanan mengendarai motor. Ciri khas dari anggotanya ketika keluar jalanan mengenakan gelang yang dibikin dari kain mori. “Waktu itu motornya tothok putih [Astrea 800], pakai gelang mori putih, ya kain putih lah. Mubeng [keliling], iseng [bercanda] di jalan,” ujar Wempi mengenang masa lalunya.

BACA JUGA: Sultan Sebut Klithih Ganggu Pariwisata Jogja

Secara struktur, tidak ada pemimpin di tubuh Qzruh. Kelompok ini bergerak secara bersama-sama hanya sekadar koordinasi obrolan-obrolan. Tetapi ada beberapa orang yang biasanya menjadi paling diunggulkan. “Dari dulu tidak ada nakhoda, kami sering disebut kapal tanpa nakhoda, dari dulu itu tidak ada ketuanya,” katanya.

Qzruh di masa lalu menjadi geng yang kerap melakukan kekerasan jalanan juga diakui anggota lainnya, Endro Sulaksono. Ia bergabung di geng tersebut pada 1990 saat duduk di bangku SMP. Tawuran sudah menjadi kebiasaannya kala itu. Alasan bergabung, karena tempat tinggalnya berada di sekitar Jalan Urip Sumoharjo yang dahulu tempat nongkrong anggota Qzruh.

Aksi Klithih

Tetapi model tawuran di era itu sangat berbeda dengan geng saat ini yang asal bacok. Dahulu biasanya diawali dengan tantang-tantangan lewat tulisan atau grafiti di sejumlah titik atau tembok. Dari kode-kode di tulisan dinding itu kemudian bertemu lalu bentrok. “Sering ikut kontak fisik, zaman dulu modelnya tawuran, breng [bentrok] tawur langsung, tidak kayak klithih waton mbacok [asal bacok],” ucap Endro.

Geng ini menyatakan kesiapannya menjaga Jogja dari klithih yang kasusnya sempat viral secara nasional beberapa waktu lalu. “Mungkin ini ya, klithih itu tidak takut sama aparat barangkali, kalau sama kita-kita [geng legendaris] mestinya takut lah, sehingga kami siap diajak patroli untuk menjaga Jogja dari klithih,” katanya lagi.

Puluhan tahun berlalu. Qzruh sampai saat ini masih ada. Golongan ini sedang berjuang keras untuk mengubah citra buruk di masa lalu. Menghapus gumpalan-gumpalan kelam yang melekat di tubuh organisasi. Melalui kegiatan bermanfaat di tengah masyarakat seperti menggelar bakti sosial, membuka pasar rakyat, membantu korban bencana hingga aktivitas Mancing Bersama.

 “Membangun citra positif ini memang tidak mudah, karena Qzruh selalu identik dengan kekerasan [aksi]  anarkistis, sekarang harus lebih humanis. Terus diupayakan melalui kegiatan sosial,” ucapnya.

BACA JUGA: Ditangkap karena Bikin Bakso Ayam Tiren, Pelaku: Saya Senang

Wempi sendiri dalam berbagai kesempatan bertemu dengan anggota Qzruh di era saat ini atau dikenal dengan Qzruh Reborn mewanti-wanti agar tetap menjaga nama baik organisasi. Mengubahnya menjadi kelompok yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Sehingga berupaya menghindari adanya potensi keributan. “Kami mungkin dulu iya, dikaitkan dengan kenakalan, tetapi seiring berjalannya waktu sekarang sudah tidak. Lebih banyak ke kegiatan sosial, sekarang pokoknya sudah tidak seperti dulu lagi, sudah tidak nakal lagi. Sekarang enggak boleh [asal kekerasan], [kalau melakukan] harusnya kena sanksi sendiri [internal organisasi],” kata Wempi.

Qzruh Reborn yang saat ini didominasi anak muda pun berusaha keras mengubah citra buruk tersebut. “Sebenarnya masih ada, Qzruh yang masih ngegeng itu ada, maka kami berusaha membentuk image ini tidak seperti dulu, larinya ke sosial,” kata salah satu pemuda yang juga pengurus Qzruh Reborn Nugroho Dwi Santoso alias Lohan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement