Ini Penyebab Klithih Menurut Sosiolog UGM
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Klithih adalah istilah yang dipakai warga Jogja untuk menyebut kekerasan jalanan oleh remaja. Sasaran kekerasan ini biasanya acak. Penyebab klithih, menurut sosiolog UGM, berasal dari berbagai faktor.
Dosen Sosiologi Fisipol UGM, Wahyu Kustiningsih, menjelaskan fenomena klithih tidak bisa lepas dari konteks sejarah, yang diawali dari geng anak SMA di Jogja. “Secara historis pasti terkait, artinya bisa jadi klithih itu muncul lagi. Ini bisa dimaknai sebagai bagian dari kenakalan remaja, dan jangan heran di masa depan pasti akan muncul kembali,” ujarnya, Selasa (4/1/2022).
Advertisement
BACA JUGA: Pasang Baliho Solo Aman di Jogja, Gibran Bantah Terkait Klithih
Klithih menurutnya adalah label tindakan walaupun sebenarnya secara teori, klithih adalah bagian dari kenakalan remaja sehingga butuh banyak upaya untuk memberantasnya.
“Tidak lagi sekadar menangkap pelakunya dan kemudian selesai urusan, tetapi karena ini kenakalan remaja maka ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan. Pelaku tertangkap bisa jadi belum ada penyesalan, sebab jika ini kenakalan remaja maka ini menyangkut soal exercise power,” katanya.
Ada banyak penyebab munculnya klithih di Jogja yang melibatkan anak-anak remaja. Salah satunya semakin terbatasnya ruang publik sebagai arena ekspresi.
Jika dahulu ruang publik begitu luas, kini berkurang cukup banyak. Belum lagi persoalan pandemi yang terjadi saat ini ketika orang harus berjarak dan akhirnya memaksa orang mau tidak mau harus beralih dengan teknologi untuk berinteraksi.
“Jadi, ruang yang sudah berkurang semakin berkurang lagi saat ini. Orang pun akan semakin jauh dari masyarakat. Mereka membentuk dunianya yang semakin terasing dari masyarakatnya karena mereka sudah asyik dengan komunitasnya yang bisa terhubung secara virtual dan sebagainya,” katanya.
Ia mengatakan anak nakal di sebuah lingkungan harus dirangkul dan tidak dilabeli sebagai anak nakal. Jika dilabeli, mereka pun merasa teralienasi dari komunitas dan kemudian membangun komunitas sendiri tempatmereka bisa eksis.
BACA JUGA: Datangi Fans Persis, Suporter PSIM Bentrok dengan Jukir Beringharjo, 1 Orang Ditangkap
“Melakukan gerakan merangkul bersama secara lebih masif, ibu PKK membahas bagaimana pengasuhan anak zaman sekarang sebagai upaya mengurangi risiko anak muda melakukan tindakan negatif. Karang taruna melalui kegiatan positif dan produktif yang bisa mengakomodasi anak muda, demikian juga bapak-bapak bahas isu pengasuhan dan lain-lain," katanya.
Poskamling di masa pandemi yang mulai berkurang diaktifkan kembali agar anak muda yang suka nongkrong diajak beraktivitas menjaga keamanan lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Jumat 22 November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 22 November 2024: DIY Hujan Ringan Siang hingga Malam
- Jadwal Pemadaman Jumat 22 November 2024: Giliran Depok dan Pasar Godean
Advertisement
Advertisement