Advertisement
Kasus Aktif di Bantul Sudah Menembus 2.038 Orang
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-Kasus Covid-19 di Bantul terus meningkat dari hari ke hari sejak awal Februari ini. Bahkan kasus aktif atau yang menjalani isolasi per 16 Februari 2022 sebanyak 2.038 orang. Padahal sehari sebelumnya atau pada 15 Februari 2022 kasus aktif sebanyak 1.684 orang.
Peningkatan kasus aktif ini membuat Pemkab Bantul mulai memperbanyak selter tingkat kabupaten dan juga mengaktifkan kembali selter di kalurahan. Penanggung Jawab Selter Pemkab Bantul, Tarsius Glory mengatakan selter Patmasuri saat ini sudah terisi sebanyak 48 orang dari total kapasitas tempat tidur sebanyak 49 orang.
Advertisement
Sementara Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC) Bambanglipuro, terisi 33 orang dari total kapasitas sebanyak 56 orang, “Selter kabupaten akan ditambah, misalnya Patmasuri dari 49 kapasitas akan ditambah menjadi 70 kapasitas,” kata Glory, saat dihubungi Kamis (17/2/2022).
Selain menambah selter kabupaten, pihaknya juga meminta lurah untuk mengaktifkan kembali selter di masing-masing kalurahan, “Selter kalurahan di Bambanglipuro saat ini sudah terisi sebanyak empat orang,” ujar Glory.
BACA JUGA: Tak Punya Uang Tapi Ingin Traveling? Gunakan Tips Ini
Menurut Glory sebagian besar pasien Covid-19 yang dirawat di RSLKC adalah pasien lansia dan pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid seperti jantung, asma, diabetes dan gula darah. Sementara untuk pasien yang mengalami gejala ringan sebagian besar melakukan isolasi di rumahnya masing-masing.
Hal tersebut sesuai dengan petunjuk dari Kementerian Kesehatan bahwa pasien yang mengalami gejala ringan dan sedang cukup melakukan isolasi di rumah jika rumahnya memungkinkan untuk isolasi. Pihaknya akan memantau pasien yang isolasi mandiri di rumah melalui puskesmas di masing-masing wilayah, baik pemberian obat, terapi, hingga konsultasi dokter.
Ia juga meminta masing-masing puskesmas melakukan layanan telemedicine untuk pasien Covid-19 yang isolasi mandiri. Layanan telemedicine ini sudah dijalankan oleh Puskesmas Bambanglipuro bahkan layanan telemedicine tingkat desa tersebut mendapat apresiasi dari Kementerian Kesehatan dan Kantor Staf Kepresidenan (KSP).
Menurut pria yang menjabat sebagai kepala RSLKC dan kepala Puskesmas Bambanglipuro ini, layanan telemedicine tingkat desa dilakukan karena layanan telemedicine yang diluncurkan Kementerian Kesehatan baru menjangkau wilayah perkotaan. Sehingga pihaknya meluncurkan layanan telemedicine tingkat kalurahan yang melibatkan puskesmas, lurah, Babhinkamtibmas, Babinsa, kepala dusun, hingga ketua RT.
“Memang telemdicine pusat bagus tapi hanya menjangkau perkotaan. Kami di desa pakai telemdicine desa, pemebrian obat maupun pemantauan harian,” tandas Glory.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- BEA CUKAI: Mari Bersama-sama Gempur Rokok Ilegal
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 28 Maret 2024: Giliran Sleman, Jogja dan Bantul Cek Lokasinya!
- Jalur Trans Jogja dan Tarifnya, Cek di Sini!
- DPRD DIY Setujui Perubahan Propemperda DIY Tahun 2024
- Tol Jogja-Solo Beroperasi Gratis untuk Mudik Lebaran 2024, Ini Ketentuan Mobil Melintas dan Pintu Keluar Masuknya
Advertisement
Advertisement