Advertisement
RT Zona Kuning di Gunungkidul Naik Empat Kali Lipat

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Kasus penularan Covid-19 di Gunungkidul masih dalam tren kenaikan. Hal ini berdampak terhadap terhadap peta zonasi kerawanan di setiap Rukun Tetangga (RT).
Data terbaru yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Gungkidul per 14 Februari lalu, belum ada yang berstatus zona merah maupun oranye. Pasalnya, dari 6.854 RT, sebanyak 6.773 RT berstatus zona hijau, sedang sisanya 81 RT berwarna kuning.
Advertisement
Dibandingkan dengan data per 7 Februari lalu, ada peningkatan jumlah zona kuning di Gunungkidul, dari awalnya hanya 17 RT. Sedangkan zona hijau ada 6.837 RT.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, makin banyaknya RT zona kuning tidak lepas dari peningkatan penularan virus corona di Bumi Handayani. Peta zonasi diperbaharui setiap satu minggu sekali dan penetapkan berdasarkan pada penularan kasus di masing-masing RT.
“Memang trennya naik sehingga berdampak terhadap peta zonasi. Yakni, RT zona kuning saat ini lebih banyak dibandingkan dengan pendataan di minggu sebelumnya,” kata Dewi, Kamis (17/2/2022).
Dia menjelaskan, tren kenaikan kasus belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Hal ini terlihat dari data penularan sejak 10-16 Februari terdapat tambahan 311 kasus baru. Sedangkan untuk pasien sembuh hanya ada bertambah 26 pasien dan meninggal dunia akibat corona dua orang.
“Ya kalau tren kenaikan terus berlanjut, maka potensi adanya RT zona merah juda semakin besar,” katanya.
Baca juga: Pantas Kasus Covid-19 di Sleman Meledak, Dinkes Temukan 22 Klaster Corona di Sekolah
Dewi menambahkan, upaya penanggulangan dengan memperluas jangkauan vaksinasi terus dilakukan. Selain itu, ia berharap kepada masyarakat untuk tidak abai dan terus mematuhi protokol kesehatan agar penularan virus dapat dikendalikan. “Tidak boleh abai dan harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan,” katanya.
Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat, Asisten Pemeritahan dan Kesejahteraan, Setda Gunungkidul, Azis Saleh mengatakan, upaya penanggulangan penularan virus corona, salah satunya dilakukan dengan menyediakan shelter untuk karantina bagi pasien positif. Tempat isolasi terpadu ini pernah digunakan di 2021 yang meliputi lokasi di 18 kapanewon dan empat di rumah sakit.
“Rencananya akan kami tambah dengan memanfaatkan Puskesmas Bedoyo sehingga ada 23 shelter untuk karantina,” kata Azis.
Dia menjelaskan, meski memiliki kapasitas yang berbeda-beda, total dari berbagai tempat ini mampu menampung sebanyak 341 orang. Meski demikian, jumlah tersebut masih bisa ditambah. Sebagai contoh untuk Puskesmas Bedoyo dapat dimaksimalkan sehingga mampu menampung lebih banyak lagi.
“Saat ini di Puskesmas Bedoyo kapasitasnya 20 tempat tidur, tapi bisa dimaksimalkan lagi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
- Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Advertisement