Advertisement
Cara Cerdas Sargio Mengajarkan Cara Menanam lewat Konten Digital

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Padatnya aktivitas sebagai penyuluh pertanian membuat Sagio mencari metode edukasi yang paling efektif. Dia lantas memilih Youtube untuk mengabarkan informasi seputar pertanian kepada masyarakat.
Sejak 2007, Sagio bekerja sebagai Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Jogja. Dia aktif mengedukasi kelompok tani, mulai dari Kemantren Danurejan, Kotagede, Tegalrejo, hingga yang terkini ialah di Gondokusuman.
Advertisement
Setiap hari, dia mendampingi warga sepenuhnya dalam bercocok tanam. Mengacu pada program DPP yang kini sedang menggalakkan pemanfaatan lahan pekarangan menjadi lahan pertanian, Sagio pun menunjukkan sejumlah metode pertanian di lahan sempit untuk masyarakat perkotaan.
"Di kota memang beda dengan di desa, lahannya sempit. Apalagi warganya juga tidak punya latar belakang sebagai petani, tetapi diajari bertani, jadinya ya kadang-kadang menanamnya kurang pas. Tugas saya sebagai penyuluh memberikan informasi cara bercocok tanam, pembibitan, pemupukan, pengendalian hama, sampai panen," ujar Sagio kepada Harianjogja.com, Selasa (15/2/2022).
Dalam satu kecamatan, kata dia, setidaknya 24 kelompok tani. Setiap hari mereka rutin berkonsultasi pertanian kepadanya. Tak hanya kelompok, pertanyaan juga berasal dari warga secara personal. Lama-lama, ia merasa tidak memiliki cukup waktu untuk menjawab konsultasi tersebut.
"Apalagi kalau warga di kota baru bisa bikin pertemuan saat sore hari atau akhir pekan karena itu waktu mereka libur. Lama-lama saya merasa tidak bisa menjangkau semua kelompok dan warga yang bertanya. Kalau saya kerja ke sana-ke sini, waktu saya enggak efektif. Jadi ya bikin [kanal] Youtube saja," kata dia.
Ide membuat kanal Youtube bermula ketika salah seorang kawannya yang seorang Youtuber dengan konten otomotif tertarik melihat tanamannya yang rimbun dan siap panen. Sagio pun mendapat tawaran untuk membuat konten mengenai pertanian di kanal Youtube Dari Kami untuk Kamu tersebut.
"Akhirnya kami sepakat bikin konten Youtube. Di sana saya bisa sampaikan masalah-masalah yang sering dialami kelompok tani dan kupas tuntas penyelesaiannya. Saya bermodal ilmu pertanian dari saya sekolah dan kuliah dulu," kata Sagio.
Begitu pandemi melanda, kanal Youtube itu rupanya semakin banyak direspons positif oleh publik karena banyak orang yang terdampak ekonominya sehingga memutuskan bercocok tanam. Kini, kanal tersebut sudah diikuti oleh 250.000 orang. Audiensnya bahkan tak hanya dari petani, melainkan juga mahasiswa dan masyarakat umum.
Buktikan Dulu
Sebagai anak petani, laki-laki yang kini tinggal di Sedayu, Bantul ini sudah terbiasa dengan aktivitas pertanian sejak kanak-kanak. Bahkan, saat duduk di bangku SMP, ia mengaku sudah bercita-cita menjadi penyuluh pertanian.
Tak hanya bertani bersama orang-tuanya di rumah, ia juga belajar khusus tentang dunia pertanian saat SMA hingga universitas. Bahkan, skripsinya yang meneliti tentang pestisida nabati itu tetap ia praktikkan hingga saat ini.
"Banyak mahasiswa pertanian itu yang hasil skripsinya hanya ditumpuk. Padahal itu kan ilmu. Kalau saya, dipraktikkan saja, syukur-syukur bisa dimanfaatkan oleh orang banyak," kata Sagio.
Berbekal ilmu yang ia pelajari tersebut, dia banyak mengeksplorasi aktivitas bercocok tanam. Dia baru saja berinovasi menanam tiga pohon cabai dalam satu polybag. Alih-alih hanya menanam satu pohon, dia menanam beberapa pohon agar tanaman bisa lebih rimbun.
"Tetapi ada warga yang bertanya, apakah tiga pohon itu tidak ada persaingan karena saling berebut makanan? Saya jawab saja, asal rutin diberi makan, mereka tidak akan berebut makanan," ucap dia.
Setiap berhasil mengutak-atik tanamannya di rumah kaca di Balai Penyuluhan Pertanian Kota Jogja, Sagio baru berani menyampaikan hasil dan metode pertanian itu ke masyarakat. Dia memang pantang menginformasikan ke publik jika belum ada buktinya.
"Setiap saya berikan info itu, saya punya backing-an tanaman saya sendiri. Saya enggak asal ngomong, semua yang saya lakukan itu ada wujud tanamannya. Bisa dicek, silakan datang ke kantor," kata dia.
Kini berkat aktivitasnya membuat konten edukasi di Youtube, audiensnya tak hanya warga Jogja saja. Dia banyak dihubungi oleh orang dari luar Jogja bahkan luar Jawa. Setiap hari ia melayani sesi konsultasi itu dengan sukacita.
"Banyak yang bilang ilmu dari saya di Youtube gampang diikuti. Enggak ribet. Saya jadi senang dan terus bikin konten pertanian. Biar lebih banyak orang bisa mendapatkan ilmu dan memanfaatkan. Kalau sampai panen kan lumayan bisa berhemat uang belanja," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Unik, Kuil Buddha Ini Dibangun dengan Jutaan Botol Bir
Advertisement
Berita Populer
- PKBI Gulirkan Inovasi Digital untuk Pemberdayaan Ekonomi Waria di Jogja
- Lowongan Menjadi Abdi Negara di 2023
- Sepanjang Minggu 24 September 2023, Cuaca di DIY Cerah Berawan
- Mau Pesan Tiket KA Bandara YIA Secara Online? Begini Caranya
- Jadwal Keberangkatan KA Bandara YIA-Stasiun Tugu Jogja, Minggu 24 September 2023
Advertisement
Advertisement