Advertisement

Memasak Tetap Bisa Enak meski Minyak Goreng Langka

Lajeng Padmaratri
Senin, 07 Maret 2022 - 14:07 WIB
Arief Junianto
Memasak Tetap Bisa Enak meski Minyak Goreng Langka Seorang pelaku UMKM kuliner menggoreng tahu di sentra pembuatan tahu Banyuwangi, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. - Antara/Budi Candra Setya

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Kelangkaan minyak goreng di pasaran membuat masyarakat kelabakan, bahkan mereka tak jarang yang melakukan panic buying hingga menimbun minyak goreng. Jika diambil sisi positifnya, kelangkaan minyak goreng jadi momentum untuk lebih kreatif dalam memasak.

Di level rumah tangga, penggunaan minyak goreng agaknya menjadi komoditas yang sering digunakan untuk memasak. Meski teknik memasak ada beragam dan tidak semuanya menggunakan minyak goreng, namun teknik menggoreng selalu menjadi primadona lantaran dianggap mudah dan menghasilkan makanan yang enak.

Advertisement

Kondisi kelangkaan minyak goreng di pasaran ini pun tak jarang membuat masyarakat pusing. Pasalnya, ketergantungan dengan minyak goreng selama ini, membuat masyarakat harus beradaptasi dengan kondisi langkanya minyak.

Salah satunya adalah Sari, 32. Perempuan yang tinggal di Sleman ini merasa cukup direpotkan ketika harga minyak goreng sawit melonjak seperti saat ini.

Dia mengakui masakan yang ia olah selama ini lebih sering menggunakan minyak goreng sebagai bahan untuk mematangkannya. Sebab, menurutnya memasak dengan minyak goreng terbilang mudah dan praktis.

"Memang cukup sering masak dengan minyak goreng, seperti menggoreng lauk dan membuat campuran masakan yang lain. Setiap hari bisa menggoreng sesuatu, termasuk buat camilan anak-anak itu mereka lebih suka yang goreng-goreng," kata Sari, Selasa (1/3/2022).

Diakuinya keluarganya menggemari olahan masakan yang diolah dengan cara digoreng. Hal itu membuatnya mau tidak mau lebih sering memasak dengan cara menggoreng. Meski mengetahui bahwa konsumsi gorengan dalam jumlah banyak dan sering tidak baik bagi tubuh, tetapi hal itu belum bisa ia atasi untuk konsumsi rumah tangganya.

Begitu kini kondisi minyak goreng langka, Sari pun mengaku mulai mengurangi penggunaan minyak goreng sawit. Sebagai gantinya, ia mulai menjajal minyak kelapa.

"Kemarin ada teman yang ngirimin minyak kelapa buatannya. Selain itu, aku juga coba mengurangi penggunaan minyak biar irit dan pakai teknik masak yang lain," ujarnya.

Disinggung soal teknik menggoreng tanpa minyak dengan menggunakan alat bernama air fryer, Sari mengaku sudah mengenal dan pernah menjajalnya. Setahun yang lalu, dia menggunakan alat itu sebagai opsi memasak di rumah.

Namun, alat itu kini tidak lagi ia gunakan karena saat itu dia merasa kurang puas dengan hasil gorengan air fryer. Menurut dia, hasil gorengan dengan teknik deep frying bisa menghasilkan gorengan yang lebih enak.

"Alatnya sudah kujual. Tetapi begitu minyak goreng langka kayak sekarang ini, ya sempat kepikiran kenapa dulu dijual," tutur dia.

Ibu muda lainnya yang berbagi pengalaman ialah Ayu, 26. Dia mengakui, kondisi minyak langka ini cukup memengaruhi kebiasaannya memasak. Sebelum ada kelangkaan minyak goreang, dia memang sering memasak dengan minyak goreng lantaran praktis. Terutama, menggoreng lauk untuk makan.

"Sekarang sedapatnya saja, minyak goreng ya diirit-irit. Tapi pengin nyoba juga pakai minyak kelapa," ujarnya.

Meski demikian, langkah paling mudah yang bisa dilakukan menurutnya ialah mengurangi konsumsi gorengan. Maka dari itu, ia mulai memperbanyak teknik memasak yang bisa dilakukan tanpa minyak goreng. "Coba untuk banyakin merebus dan menumis," kata dia.

Selain itu, kini dia juga mengetahui teknik menggoreng tanpa minyak yaitu dengan air fryer. Namun, dia belum pernah mencobanya karena alatnya dirasa mahal harganya. "Selain harganya mahal, kayaknya air fryer bikin konsumsi listrik juga meningkat, jadi selama ini belum tertarik mencoba," tutur Ayu.

Berkah Terselubung

Kondisi langkanya minyak goreng ini dipandang dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof. Kokom Komariah sebagai berkah terselubung. Pasalnya, hal ini menjadikan masyarakat, terutama ibu rumah tangga untuk lebih kreatif mengolah masakan dengan teknik yang lain.

Dia membenarkan jika teknik memasak dengan cara menggoreng memang mudah dan menghasilkan masakan yang enak. Hal itu tak hanya dialami di level rumah tangga, melainkan juga pedagang makanan di pinggir jalan.

Banyaknya makanan yang dijual dengan cara digoreng pun membuat masyarakat ketergantungan dengan gorengan dan membuat kita makin tidak terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat.

"Kalau di level rumah tangga, kita sebetulnya masih bisa pakai strategi, masih banyak teknik olah pangan yang lain. Memasak kan enggak cuma mengandalkan panas dari minyak, itu hanya salah satu teknik memasak," ujar dia.

Kokom menjelaskan bahwa ada sejumlah teknik memasak yang lain, seperti teknik panas kering dengan membakar dan mengoven. Kemudian teknik panas basah seperti merebus, mengukus, dan menyemur.

Alternatif teknik memasak ini sayangnya tertutupi dan jarang mendapat porsi dibandingkan teknik memasak dengan panas minyak.

"Jadi sebetulnya ini blessing in disguise [berkah terselubung]. Kalau ibu-ibu rumah tangga bisa berpikir kreatif, coba masakan yang selama ini orientasinya goreng, goreng, dan goreng itu mulai digeser," tutur Kokom.

Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Vokasional Fakultas Teknik UNY ini pun mengakui bahwa di kalangan anak muda, termasuk mahasiswa di jurusannya mengajar, sangat sering mempraktikkan teknik memasak dengan menggoreng.

Tak hanya mudah, tetapi juga tidak membutuhkan alat yang banyak. Padahal menurutnya masakan khas Indonesia itu tidak banyak yang disajikan dengan cara digoreng.

"Ya meskipun masih menggoreng, pakailah sedikit minyak, menumis saja. Misal bawang putih ditumis biar keluar aromanya, setelah itu disemur. Itu kan salah satu alternatif menghindari penggunaan minyak," kata dia.

Meski begitu, bagi ibu rumah tangga yang masih harus menggunakan minyak, maka bisa menggunakan minyak kelapa yang cenderung lebih sehat. Apalagi, menurutnya orang jaman dahulu banyak yang memproduksi sendiri minyak kelapa untuk digunakan sehari-hari.

"Orang dulu kalo membuat minyak itu membuat minyak sendiri. Memang akan sangat jarang untuk deep frying, itu akan sangat mahal kan ya. Tetapi untuk masak harian itu akan lebih sehat juga kalau kita gunakan minyak kelapa. Apalagi kalau sudah mulai membiasakan lagi dengan berbagai teknik olah itu banyak, kan enggak harus selalu menggoreng. Jadi eksplorasi resep lagi," urainya.

Dia juga menyebutkan bahwa penggunaan minyak memang memberikan rasa enak pada masakan. Namun, menurutnya kini hal itu bisa diganti dengan memberikan kemiri pada masakan. "Kemiri juga ada lemaknya dan lebih sehat. Meskipun saya belum ada penelitian soal itu. Tapi untuk level rumah tangga, kita bisa kembali menggunakan bumbu alamiah untuk mengejar citarasa," kata dia.

CARA CERDAS MEMASAK TANPA MINYAK GORENG

1. Memasak dengan Air
Gantilah kebiasaan menggoreng makanan dengan menggunakan minyak menjadi memasak makanan dengan menggunakan air atau kaldu sayuran. Kamu bisa menggoreng bawang cincang dengan sedikit minyak dan sedikit tambahan garam. Namun setelah itu, tambah air dan tumis bahan masakan dalam wajan panas. Tambahkan juga sayuran lainnya.

2. Kukus
Anda bisa mengolah makanan seperti daging, ikan, dan ayam dengan cara dikukus atau ditim. Makanan yang dikukus mengandung kadar lemak dan kolesterol yang lebih rendah, sehingga lebih menyehatkan.

3. Merebus
Mengonsumsi ayam rebus jauh lebih baik untuk kesehatan dan tidak membuat gemuk. Anda bisa membuat sup dengan menggunakan air atau kaldu mendidih, lalu tambahkan daging ayam dan sayuran ke dalamnya.

4. Pepes
Cara memasak khas Sunda ini punya rasa yang enggak kalah lezat dengan gorengan. Lauk yang dilumuri dengan rempah dan bumbu, lalu dibungkus dengan daun pisang, dan kemudian dikukus, membuat lauk terasa sangat lezat.

5. Panggang
Makanan yang dipanggang mengandung kadar lemak dan kalori yang lebih rendah dibandingkan dengan makanan yang digoreng, sehingga tidak membuat gemuk. Selain itu, cara memasak ini juga dapat memelihara nutrisi dalam makanan, sehingga dinilai lebih sehat.

6. Bacem
Jenis masakan khas Jawa Tengah ini biasanya menggunakan tempe atau tahu. Caranya, setelah tahu atau tempe dibaluri dengan bumbu, rempah, dan gula merah, lalu baceman direbus agar bumbunya meresap. Kemudian, kukus baceman sebelum dihidangkan dan jangan digoreng.

7. Semur
Alih-alih menggoreng makanan, Anda bisa membuat semur daging yang lebih sehat. Kamu bisa membuat menu semur dengan menggunakan daging sapi atau ayam, lalu tambahkan telur, tahu, dan sayur-sayuran supaya lebih segar dan sehat.

Diolah dari berbagai sumber (ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan

News
| Selasa, 23 April 2024, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement