Advertisement
Harga Migor Mahal, Buruh di Jogja Semakin Menderita
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-- Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan minyak goreng membuat defisit antara pendapatan dan pengeluaran buruh di DIY semakin tinggi. Sekjen DPD Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) DIY, Irsyad Ade Irawan, mengatakan, sejak awal buruh selalu menolak kenaikan harga, terlebih pada kebutuhan yang sifatnya fundamental seperti BBM dan minyak goreng.
"Pada faktanya, pemerintah ini melulu menyerahkan harga pada pasar. Kemarin minyak goreng langka, kemudian harga diserahkan pasar, sekarang melonjak, dan melimpah ruah. BBM juga sama, alasannya karena perang Rusia-Ukraina, semua diserahkan pasar," kata Irsyad, Senin (4/4/2022).
Advertisement
Apabila mekanisme ini terus-menerus dibiarkan, maka kalangan buruh dan pekerja tidak cukup kuat menghadapi gejolak pasar yang susaj ditebak. "Di DIY upah buruh sangat murah. Kalau secara provinsi, sekarang nomor dua termurah di Indonesia. Tentu kenaikan harga BBM ini sangat merugikan. Bayangkan saja, berapa defisit buruh setiap bulannya," katanya.
BACA JUGA: Pelajar Jogja Meninggal Akibat Klithih, Korban Dibuntuti saat Beli Makan Sahur
Dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY yang kini berada di angka Rp1.840.915, berdasarkan hasil survei pada Oktober 2021 silam, defisit sudah terjadi. Dengan naiknya dua komoditas ini, maka defiist semakin lebar.
"Kalau ditambah harga BBM dan minyak goreng naik, maka ekonomi buruh di DIY semakin lemah saat masuk Ramadan dan jelang hari raya Idulfitri," kata Irsyad.
Pada dasarnya, lanjut Irsyad, kalangan buruh tidak meminta peningkatan upah yang terlampau tinggi. Hanya saja KSPSI berharap besaran yang ditetapkan setiap tahun benar-benar cukup untuk menopang biaya hidup.
"Upah tidak gede tidak masalah. Sepanjang, upah itu cukup untuk mencukupi kebutuhan pokok. Di DIY ini, masalahnya upah murah, tapi harga tidak terkendali. Tidak hanya BBM, tapi juga perumahan," katanya.
"Jadi ini semakin menunjukkan, bahwa kebijakan terkait pengupahan itu tidak mampu menghadapi kenaikan harga BBM, maupun kebutuhan lain," kata Irsyad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Aniaya Wartawan, Danlanal Ternate Copot Komandan Pos Lanal Hasel
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Simak Jadwal Pekan Suci 2024 Gereja Katolik di Jogja
- Rekomendasi Makanan Takjil Tradisional di Pasar Ramadan Kauman Jogja
- Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan
- BREAKING NEWS: Gempa Bumi Magnitudo 5 Guncang DIY, Ini Lokasi Pusatnya
- Masjid di DIY Menerima Dana Zakat Mal yang Dihimpun dari Para Dokter
Advertisement
Advertisement