Advertisement
Sesarengan Mbangun Sleman: Bersama-sama Mengantisipasi Potensi Bencana di Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sejak awal 2022, bencana alam beberapa kali terjadi di Sleman. Hal ini tidak lepas dari fakta geografis bahwa seluruh wilayah Bumi Sembada memiliki potensi bencana.
BACA JUGA: Pemerintah Alokasikan Rp8,8 Triliun untuk Subsidi Upah, Ini Pekerja yang Jadi Sasaran
Advertisement
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengatakan wilayah Sleman memiliki tujuh potensi bencana meliputi erupsi Gunung Merapi, banjir lahar hujan, banjir, tanah longsor, angin kencang, gempa bumi dan kebakaran. "Saat ini potensi bencana hidrometeorologi cukup besar," ujar Danang, Rabu (6/4/2022).
Dia mengatakan Pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman beserta perangkat daerah terkait melakukan upaya mitigasi bencana maupun edukasi kepada masyarakat, termasuk berkoordinasi dengan instansi vertikal yang memiliki ketugasan khusus seperti BNPB, BPBD DIY, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Hal ini dilakukan untuk meminimalkan dampak jika terjadi bencana.
"Pemkab secara konsisten dan bertahap memberikan informasi antisipasi bencana kepada masyarakat agar mereka memiliki pengetahuan yang komprehensif terkait dengan antisipasi potensi bencana di wilayah masing-masing," katanya.
Pada 2022 Pemkab mengalokasikan anggaran Rp525 juta lebih untuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat di kawasan rawan bencana. Pada 2021, Pemkab menargetkan warga yang memperoleh informasi rawan bencana sebanyak 90,53% dari seluruh warga di kawasan rawan bencana. Dari target tersebut warga yang memperoleh informasi rawan bencana sebanyak 89,08%.
"Kami percaya melalui edukasi dan mitigasi bencana akan lebih efektif jika dilakukan pada unit-unit kecil dan yang paling dekat dengan masyarakat. Hal ini menjadi salah satu dasar pembentukan unit-unit siaga bencana di Sleman," ujarnya.
Sampai 2021 terdapat 69 Desa/Kalurahan Tanggap Bencana (Destana/Kaltana) dari 86 kalurahan yang ada di Sleman. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yakni 62 kalurahan. Selain itu pada 2021 terdapat 73 unit satuan pendidikan aman bencana di Sleman. "Kami berkomitmen agar seluruh kalurahan di Sleman memiliki Kaltana serta jumlah sekolah aman bencana di Sleman meningkat," katanya.
BACA JUGA: PPKM Level 3 Tak Pengaruhi Wisatawan, Jogja Tetap Ramai
Penanganan Bencana di Sleman dilaksanakan dengan sinergitas semua pihak, termasuk dengan sukarelawan bencana. Sampai 2021, Pemkab didukung 62 komunitas sukarelawan bencana, dengan jumlah sukarelawan yang teregistrasi BPBD Sleman sekitar 2.512 sukarelawan.
Ke depan, Pemkab terus meningkatkan koordinasi dan bersinergi dengan seluruh stakeholder untuk mitigasi maupun penanganan bencana. “Mari bersama-sama mewujudkan Kabupaten Sleman yang Tanggap dan Tangguh Bencana,” kata Danang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- 26 Pelaku Prostitusi Ditangkap Polres Klaten saat Operasi Pekat Candi 2024
- Menilik Kesuksesan Kaliwedi Sragen Kembangkan Agrowisata hingga Waterboom
- BPJPH Bersama Industri dan Designer Luncurkan Indonesia Global Halal Fashion
- MWA UNS Solo Bentuk Panitia Pemilihan Rektor Periode 2024-2029, Ini Susunannya
Berita Pilihan
Advertisement
Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Baznas Jogja Buka Booth di Pusat Keramaian, Permudah Masyarakat Bayar Zakat
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
- Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
- Simak Jadwal Pekan Suci 2024 Gereja Katolik di Jogja
- Rekomendasi Makanan Takjil Tradisional di Pasar Ramadan Kauman Jogja
Advertisement
Advertisement