Gunungan Sampah di TPA Gunungkidul Mencapai 7 Meter, Saatnya Diperluas
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Gunungkidul terancam kelebihan kapasitas. Perluasan lahan TPA sampah jadi solusi untuk menampung sampah se-Gunungkidul tersebut.
Kepala UPT TPA Gunungkidul, Heri Kuswantoro menyebut ketinggian gunungan sampah di TPA yang berlokasi di Balerejo, Kapanewon Wonosari saat ini sudah mencapai tujuh meter.
Advertisement
“Sebentar lagi kalau jumlah sampah masuknya konsisten akan segera kelebihan kapasitas tampung,” katanya, Selasa (17/5/2022).
BACA JUGA: Penyelidikan Korupsi Dana Desa di Gunungkidul Berlanjut, Pelaku Lain Diburu
Volume sampah yang masuk di TPA Gunungkidul per hari, kata Heri, mencapai 50 ton. Kawasan perkotaan Wonosari dan objek wisata menjadi yang paling banyak menyumbang sampah.
“Kalau dulu tidak sebanyak sekarang, ini karena semakin banyak penduduk dan mulai menggeliatnya pariwisata,” ujarnya.
Adapun luas daya tampung TPA Gunungkidul saat ini, kata Heri, mencapai 1,67 hektare dan hampir penuh sampai menggunung. Dari 1,67 hektare tersebut, masih ada 7,47 hektare yang tersedia dan belum digunakan.
“Total lahan TPA [sampah] Gunungkidul ada 9,1 hektare dan baru terpakai sepuluh persennya saja,” jelasnya.
BACA JUGA: Keputusan Belum Inkrah, Korupsi di Getas Hambat Pencairan Dana Desa
Sekalipun memiliki daya tampung yang masih luas, Heri menyebut, tanpa partisipasi masyrakat untuk memilah sendiri sampahnya akan tetap membuat TPA Gunungkidul kesulitan mengolah sampahnya.
“Di TPA ini sampah anorganik dan organik masih bercampur, padahal yang organik bisa diolah sendiri oleh masyarakat dan mengurangi beban kapasitas TPA,” ujarnya.
Selain menambah beban kapasitas TPA, tidak dipilah dan dikelolanya sampah organik oleh masyarakat menyebabkan limbah bau yang menganggu warga sekitar TPA.
“Kami sudah sering dilapori warga soal sampah, bahkan kami khawatir bau ini jadi masalah besar dikemudian hari seperti di TPST Piyungan,” kata Heri.
Langkah yang diambil untuk mengurangi bau, ujar Heri, adalah menimbun sampah. “Soalnya mau diapain lagi kami bingung karena ini kan sudah tempat terakhir pembuangan sampah,” jelasnya.
Sementara limbah cair, menurut Heri, dapat tertangani dengan baik dan tak mencemari lingkungan. “Kalau limbah cair dari sampah di sini masih tertampung di saluran lindi dan tak ada permasalahan soal itu tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Trans Jogja ke Sejumlah Mall dan Kampus di Jogja
- Jadwal SIM Keliling Bantul Kamis 21 November 2024: Di Polsek Srandakan
- Jadwal Pemadaman Listrik di Kota Jogja, Sleman, Bantul dan Gunungkidul, Kamis 21 November 2024, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Kamis 21 November 2024
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 21 November 2024, Mary Jane hingga Jogja Planning Gallery
Advertisement
Advertisement