Tampung 50 Ton Sampah per Hari, DLH Gunungkidul: TPAS Wukirsari Mendesak Diperluas
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Wukirsari di Kalurahan Baleharjo, Wonosari mendesak diperluas. Pasalnya, kondisi lahan yang ada sudah penuh dengan tumpukan sampah.
Setiap harinya ada penambahan sebanyak 40-50 ton. Jika tidak segera diperluas akan mengganggu proses pengolahan. Selain itu, juga berbahaya bagi petugas karena timbunan rawan longsor hingga potensi meledak.
Advertisement
BACA JUGA: Warga Tolak Regrouping SDN Tepus 2, Disdik Gunungkidul: Sudah Ada Kajian sejak 2015
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul, Heri Kuswantoro mengatakan, luas lahan yang ada di TPAS sekarang mencapai 9,1 hektare. Meski demikian, hingga sekarang yang dipergunakan baru mencapai lima hektare. Sedangkan sisanya, sekitar 4,1 hektare masih berupa lahan kosong karena belum dimanfaatkan sama sekali.
Dia menjelaskan, lahan yang kosong merupakan pembebasan untuk perluasan area TPAS. Rencana ini sudah ada sejak 2017 lalu, tapi hingga sekarang belum ada realisasinya.
“Memang akan diperluas, tapi masih menunggu anggaran dari Pemerintah Pusat. Untuk dana kabupaten masih terbatas sehingga butuh bantuan untuk perluasan TPAS,” kata Heri saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (11/5/2022).
BACA JUGA: Piknik ke Pantai Gunungkidul, Bus Wisata dari Majalengka Nyungsep di JJLS
Dia menjelaskan, upaya perluasan sangat mendesak karena kondisi di TPAS seluas lima hektare sudah penuh. Hal ini sudah terlihat dari tumpukan sampah yang ketinggiannya mencapai tujuh meter.
“Ini sudah tinggi sehingga butuh lokasi penampungan baru. Untuk lahan, tidak ada masalah karena pemkab sudah menyediakan sebagai tempat perluasan,” katanya.
Menurut Heri, kondisi sekarang sudah sangat crowded karena untuk penimbunan juga sudah sulit disebabkan ketinggian tumpukan sampah. Ia khawatir apabila terus dibiarkan, maka pemrosesan tidak optimal karena beban biaya maupun tenaga ikut bertambah sehingga tidak efektif dan efisien.
“Ya kalau tidak optimal dalam pengelolaan bisa menimbulkan bau. Jadi, solusinya harus ada perluasan sel penampungan baru,” katanya.
Dia tidak menampik kondisi TPAS yang semakin overload tidak hanya berdampak pada pengolahan, tetapi juga menyimpan potensi bencana. Pasalnya, dengan ketinggian tumpukan tujuh meter rawan longsor. Selain itu, juga ada potensi ledakan karena munculnya gas metan yang rawan meledak.
“Memang sudah ada yang diproses menjadi gas dan disalurkan ke masyarakat. Tetapi, tetap saja ada potensi bencana yang mengintai. Mudah-mudahan semua aman hingga perluasan bisa dilakukan,” katanya.
Senada, Sekretaris DLH Gunungkidul, Abdul Azis mengatakan lokasi lahan di TPAS yang ada sekarang sudah penuh sehingga butuh perluasan. Selama penambahan area penampungan baru belum terlaksana, dia juga berharap kepada masyarakat untuk mengurangi volume sampah dengan gerakan reuse, reduse dan recycle.
Menurut dia, partisipasi ini sangat penting agar usia dari TPAS bisa lebih lama. “Harus ada pemilahan dulu dan sampah yang dibuang benar-benar sisa yang tidak bisa diolah. Jangan hanya langsung buang, maka dampaknya akan ada di TPAS yang usianya jadi semakin pendek,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Berlakukan Status Siaga Banjir dan Longsor hingga 31 Desember 2024
- 150 Kader Adiwiyata SMP N 3 Banguntapan Dilantik, Siap Bergerak Lestarikan Lingkungan
- Polres Bantul Kerahkan 228 Personel untuk Mengamankan Masa Tenang Pilkada 2024
- Terlapor Tak Datang Klarifikasi, Penelusuran Dugaan Politik Uang di Pilkada Jogja Dihentikan
- Spanduk Tolak Politik Uang Ramai di Sleman Jelang Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement