Advertisement
Hujan Bakal Mengguyur hingga Juli, Petani dan Peternak di DIY Perlu Antisipasi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan masih bisa terjadi hingga Juli mendatang meski dengan intensitas yang semakin mengecil. Fenomena ini perlu diantisipasi oleh para peternak dan petani dalam menjalankan pertanian dan peternakan.
Plt. Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono, menjelaskan masih terjadinya hujan hingga bulan Mei memiliki dampak pada pertanian dan peternakan. “Untuk bawang merah, sebagian kena moler atau terkena jamur,” ujarnya, Senin (23/5/2022).
Advertisement
Kemudian jenis tanaman lainnya yang juga terdampak yakni cabai. Meski tidak semua, sebagian cabai terkena patek. Untuk tanaman buah-buahan, pembungaan menjadi mundur, sehingga dampaknya kemungkinan produksi buah pun mundur.
Sedangkan pada peternakan, fenomena ini berdampak pada kondisi kesehatan ternak khususnya untuk jenis unggas. “Pengaruhnya ke peternakan, terutama karena fluktuasi suhu dan mengganggu unggas. Jadi berdampak ke pertanian dan peternakan,” kata dia.
BACA JUGA: Resmi Tinggalkan Balai Kota, Terima Kasih Haryadi Suyuti-Heroe Poerwadi
Hal senada diungkapkan Ketua Forum Petani Kalasan, Janu Riyanto. Menurutnya bulan Mei yang masih sering terjadi hujan ini berdampak pada jenis tanaman hortikultura. “kalau untuk padi tidak masalah, tapi bila hortikultura seperti cabai, bawang merah dan sayuran lain sangat bermasalah,” katanya.
Dampak pada tanaman hortikultura ini seperti terkena patek dan layu fusarium. Untuk meminimalisir dampak ini maka petani hortikultura perlu mengaplikasikan fungisida. Fungisida juga bisa diaplikasikan pada bawang yang terkena moler.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, mengatakan seluruh wilayah DIY akan memasuki awal musim kemarau pada Juni nanti. Meski demikian, potensi hujan bahkan cuaca ekstrem masih memungkinkan terjadi.
Hal ini disebabkan oleh setidaknya dua faktor. Pertama masih hangatnya suhu permukaan laut di sekitar Indonesia khususnya Jawa. “Yang kedua fenomena lanina moderate muncul lagi. Dampaknya terhadap penambahan intensitas curah hujan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

CR450, Kereta Tercepat China, Pacu 453 km/jam & Pecahkan Rekor!
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus DAMRI dari Kebumen, Purworejo ke Bandara YIA dan Jogja
- Jadwal Layanan SIM Keliling di Jogja Hari Ini 21 Oktober 2025
- Jadwal Pemadaman Listrik di Kota Jogja Hari Ini 21 Oktober 2025
- Tarif Rp70.000, Ini Jadwal Bus DAMRI Jogja-Semarang PP
- Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik Dibutuhkan Untuk Atasi TPA
Advertisement
Advertisement