Advertisement

Promo November

Suhu Pagi Hari di Sleman Semakin Dingin

Lugas Subarkah
Senin, 30 Mei 2022 - 18:07 WIB
Bhekti Suryani
Suhu Pagi Hari di Sleman Semakin Dingin Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Udara dingin di pagi hari mulai terasa di wilayah Sleman dan sekitarnya beberapa waktu belakangan. Hal ini menandai wilayah Sleman dan sekitarnya telah memasuki awal musim kemarau. Masyarakat dianjurkan mempersiapkan kondisi tubuh.

Dosen Fakultas Geografi UGM, Emilya Nurjani, menjelaskan fenomena hawa dingin atau yang disebut sebagai bediding dalam istilah Jawa ini merupakan kondisi suhu udara yang lebih dingin setelah tengah malam hingga pagi hari ketika memasuki musim kemarau.

Advertisement

Baginya, kondisi semacam ini sebagai fenomena alam iklim yang biasa terjadi pada saat musim kemarau. Terutama untuk wilayah-wilayah yang mempunyai pola hujan monsunal yaitu wilayah yang puncak hujannya sekitar Desember-Februari dan mengalami musim kemarau sekitar bulan Agustus-September.

“Fenomena ini memang menandai masuknya musim kemarau di suatu wilayah. Wilayah hujan monsunal meliputi Lampung, Sumatera, Selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara," katanya, Senin (30/5/2022).

BACA JUGA: Polisi Periksa 11 Saksi Kasus Pelajar SMP Asal Sleman yang Tewas Dianiaya di Bumijo

Fenomena ini terjadi di musim kemarau, pada saat kondisi langit cerah tanpa awan atau tanpa sedikit awan. Akibatnya radiasi matahari yang diterima bumi besar sehingga suhu di siang hari meningkat menjadi lebih panas.

Kondisi langit cerah ini juga menyebabkan pelepasan radiasi bumi pada malam hari juga menjadi lebih besar dan banyak karena tidak ada awan yang menghalangi. Kondisi ini menyebabkan suhu berkurang karena pelepasan panas atau hilangnya panas akibat pelepasan radiasi bumi sehingga pada malam hingga pagi suhu menjadi lebih dingin.

Hal ini berdampak terhadap kesehatan masyarakat karena perubahan suhu yang sangat mencolok pada siang panas dan malam hari dingin. “Kondisi semacam ini tentunya harus disiapkan, diantaranya menjaga kondisi tubuh, berolahraga yang sesuai, dan mengkonsumsi cairan yang cukup," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, mengatakan seluruh wilayah DIY akan memasuki awal musim kemarau pada Juni nanti. Meski demikian, mulai masuk awal kemarau di wilayah DIY tidak bersamaan.

“Ada yang justru maju satu dasarian atau 10 hari dari normalnya seperti Kulonprogo dan Bantul wilayah selatan. Tapi untuk Gunungkidul selatan sama dengan normalnya. Yang mundur Gunungkidul wilayah utara, Kulonprogo wilayah barat dan Sleman wilayah barat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029

News
| Jum'at, 22 November 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement