Suhu dan Curah Hujan Terus Meningkat, Bukti DIY Terimbas Perubahan Iklim

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Suhu udara rata-rata di wilayah Jawa Tengah dan DIY meningkat dalam kurun 30 tahun terakhir. Kenaikan tersebut tidak terjadi secara merata, namun tengah wilayah daratan naik lebih tinggi daripada di pesisir.
Hal ini disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja, Reni Kraningtyas, dalam webinar Krisis Iklim: Menangkal Misinformasi Seputar Perubahan Iklim, yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jogja, Kamis (7/4/2022).
Advertisement
Dalam kurun 2007-2020, untuk wilayah perkotaan di DIY, pemantauan di UPT Stasiun Geofisika Sleman menunjukkan tren kenaikan temperatur 0,39 derajat celsius per 10 tahun. Sementara wilayah lereng Gunung Merapi, tren kenaikan temperatur adalah 0,22 derajat celsius per 10 tahun.
BACA JUGA: Toko Bercat Merah di Malioboro Diminta Ubah Cat Menjadi Putih
Di sisi lain, dari tahun ketahun curah hujan cenderung semakin lebat. Peningkatan curah hujan per tahun untuk wilayah Sleman bagian barat -utara yakni 40 -60 mm per tahun. “Curah Hujan di Pakem dari 1996 hingga 2020, menunjukkan tren kenaikan 24.14 mm per tahunnya,” ujarnya.
Curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2016 dan curah hujan terendah terjadi pada tahun 1997. Dari tahun ketahun, hari hujan cenderung bertambah. Di DIY bagian utara, penambahannya tiga sampai enam hari per tahun.
Hal ini tak lain dipicu oleh faktor perubahan iklim. “Dampak perubahan iklim di DIY, Suhu udara meningkat, curah hujan tahunan meningkat semakin lebat, hari hujan bertambah, kecuali curah hujan di Gunungkidul umumnya curah hujan tahunan mengalami penurunan,” ungkapnya.
Untuk mencegah dampak yang lebih parah, beberapa usaha mitigasi perlu dilakukan. Upaya ini diantaranya penanaman pohon untuk menyerap CO2, konservasi atau menghindari deforestasi yakni fenomena penghilangan wilayah hutan untuk kepentingan tertentu yang tidak berkaitan dengan fungsi hutan.
“Juga menghindari degradasi atau penurunan kualitas dari fungsi hutan itu sendiri. Kemudian peralihan ke teknologi energi efisien, BBM yang dibutuhkan dikurangi digantikan energi terbarukan yang tidak menggunakan BBM,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Atlet Sepeda BMX Putri Indonesia Sumbang Medali Emas & Perunggu di Asian Games
- Giliran Siswa MI di Juwangi Boyolali Gelar Salat Istisqa, Berharap Hujan Turun
- Hasil MotoGP Jepang 2023: Akhirnya Marquez Peroleh Podium Pertama Musim Ini
- 1 Tahun Tragedi Kanjuruhan: Menagih Janji Penuntasan Kasus Hilangnya 135 Nyawa
Berita Pilihan
Advertisement

Cuaca Panas, Dinas Kesehatan DIY Minta Warga Mewaspadai Gangguan Kesehatan Kulit
Advertisement

Unik, Taman Sains Ini Punya Gedung Seperti Pesawat Ruang Angkasa
Advertisement
Berita Populer
- Kontes Roket Air di Taman Pintar Diikuti Ratusan Peserta
- Meriahnya Sastra Anak Kampung Kota Jogja, Wujudkan Pembangunan Manusia
- Prakiraan Cuaca Jogja, Minggu 1 Oktober 2023
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA Xpress Mulai 1 Oktober 2023, Ada Penambahan Jam Operasional
- Jadwal KRL Jogja Solo Minggu 1 Oktober 2023, Berangkat dari Stasiun Tugu
Advertisement
Advertisement